TRIBUNNEWS.COM - Situasi terkini di Wamena, Papua pasca-terjadinya kerusuhan, aparat keamanan berhasil mengendalikan situasi, Senin (23/9/2019) malam.
Namun, ribuan warga memilih untuk mengungsi.
Berikut berita terkini pasca-kerusuhan di Wamena, Senin siang tadi dirangkum Tribunnews.com:
1. Situasi Mulai Kondusif
Pada Senin malam, kondisi di Wamena mulai kondusif.
Aparat keamanan menjaga seluruh objek vital.
"Aparat standby 24 jam, semua objek vital kita amankan," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi, Senin, dikutip dari Kompas.com.
Sebagian besar masyarakat memilih mengungsi di berbagai titik.
Yang terbanyak di Polres Jayawijaya dan Kodim 1702.
Baca: TERKINI Kerusuhan di Papua: Kronologi Tewasnya 1 Anggota TNI hingga Pernyataan Gubernur Lukas Enembe
Di Polres Jayawijaya jumlah warga mengungsi sekitar 3.000 orang, sedangkan di Kodim 1702 sekitar 1.500 orang.
Warga, kata dia, memilih mengungsi karena takut aksi massa akan kembali terjadi.
2. Ribuan Warga Mengungsi
Pasca-kerusuhan di Wamena, sekitar 100 warga mengungsi di rumah seorang anggota polisi, Senin (23/9/2019).
Seorang warga yang mengungsi adalah Jenab Napitulu.
Dia bercerita terpaksa mengungsi ke rumah seorang anggota polisi karena rumahnya habis terbakar.
Saat ini, kata Jenab, warga yang mengungsi mulai kekurangan makanan karena toko bahan makanan tutup.
Sementara pihak kepolisian juga kekurangan bahan untuk kebutuhan para pengungsi.
"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab seperti diberitakan Kompas.com.
Hal yang sama disampaikan Paris, warga Wamena yang ikut mengungsi ke Kantor Polres Wamenas.
Kepada Kompas.com, Paris mengaku belum mengetahui nasib rumahnya.
"Kami berharap Wamena normal kembali dan rumah kami juga utuh," harapnya.
Berdasarkan pantau Kompas.com, Senin (23/9/2019), ada sekitar 3.000 warga yang mengungsi ke Markas Polres dan Kodim Jayawijaya, pasca-kerusuhan di Wamena.
Mereka mengungsi karena takut terjadi kerusuhan susulan.
Baca: BERITA TERKINI Kerusuhan di Wamena Papua: 16 Warga Tewas, Pengungsi Kekurangan Makanan
Sebagian warga yang mengungsi mengaku rumah mereka rusak dibakar massa.
Massa pendemo membakar rumah-rumah yang berada di sepanjang jalan Homhom dan Woma, Wamena.
Sementara itu Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2019) mengatakan salah satu titik pengungsi yang terbanyak ada di Markas Kodim 1702, Jayawijaya.
"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2019).
Ia mengatakan saat ini anggota TNI membuat dapur lapangan dengan bahan makanan yang ada untuk para warga.
"Makanan, sementara kami agak kesulitan, kami gunakan yang ada di kodim, kami buat dapur lapangan. Jadi, sementara untuk ganjal-ganjal perut dulu kami masak nasi dan mi instan," tutur dia.
Untuk lokasi pengungsian, kodim menempatkan warga di lapangan tenis yang ada di dalam Markas Kodim 1702.
"Di lapangan kami pasangan tenda-tenda, ada yang tidur di luar karena tidak ada tempat juga, jadi kami gunakan tenda-tenda pleton, alas tidur masing-masing," kata Candra.
3. Pernyataan Bupati Jayawijaya
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua memberikan pernyataan terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena, Jayawijaya.
Jhon Richard Banua menilai unjuk rasa di wilayahnya sebagai aksi anarkis.
"Ini bukan demonstrasi lagi, ini aksi anarkis dan terjadi di mana-mana terjadi pembakaran, pelemparan," kata Jhon, Senin (23/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Jhon mengimbau masyarakat tidak terpancing kabar hoaks tersebut.
Warga diminta bekerja sama untuk menjaga keamanan, agar situasi di Wamena dapat kembali pulih.
"Polres dan kodim sudah banyak orang, kami berupaya dengan keamanan untuk menjaga situasi yang terjadi ini supaya kondusif kembali lagi," ujar dia.
"Kami mengimbau masyarakat jangan terpengaruh dengan kejadian hari ini, jangan terpancing isu, supaya kita menjaga situasi agar secepat mungkin bisa aman," kata dia.
4. Pemerintah Berlakukan Pembatasan Internet
Pemerintah melakukan pembatasan internet di Wamena.
Dikutip dari siaran pers Kominfo, Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu mentakan pembatasan internet dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Wamena.
Pembatasan internet diterapkan setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait.
Baca: Situasi Terkini Kerusuhan di Wamena, Papua: Polisi Dalami Kasus dan Buru Penyebar Hoaks
Pemerintah memutuskan untuk melakukan pembatasan sementara layanan data telekomunikasi di wilayah Kabupaten Wamena, mulai Senin (23/9/2019) pukul 12:30 WIT hingga suasana kembali kondusif dan normal.
Masyarakat tetap bisa berkomunikasi menggunakan layanan suara/voice dan pesan singkat/SMS.
Pemerintah kembali mengimbau untuk tidak menyebarkan informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian berbasis SARA, hasutan dan provokasi melalui media apapun termasuk media sosial, agar proses pemulihan kembali situasi dan kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Wamena cepat berlangsung.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Kontributor Wamena, John Roy Purba)