TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Gempa bermagnitudo 6.5 yang mengguncang kota Ambon dan sekitarnya telah mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (28/9/2019) pagi, 20 korban meninggal dunia (delapan orang Kota Ambon, 10 orang Maluku Tengah, dua orang Seram bagian barat), 152 orang luka-luka, (31 orang Kota Ambon, 108 orang Maluku Tengah, 13 orang Seram bagian barat), dan 25.000 orang mengungsi.
Baca: Berita Terkini Gempa Ambon: Ada Energi Sisa Patahan, 475 Kali Gempa Susulan, Korban Jiwa Tambah
"Kerusakan terdiri dari 534 unit rumah (106 rusak berat, 125 rusak sedang, 303 rusak ringan), 6 unit fasilitas pendidikan, 12 unit fasilitas peribadatan, 1 unit fasilitas kesehatan, 9 unit fasilitas perkantoran, 2 unit fasilitas umum, dan 1 unit jembatan," kata Plt Kapusdantinmas BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Sabtu (28/9/2019) siang.
Agus menyampaikan, BNPB telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kementerian/Lembaga membantu para korban terdampak.
"BPBD mendistribusikan terpal kepada masyarakat pengungsi," ujar dia.
Ia menambahkan, saat ini tim TRC BPNB dan BPBD Provinsi Maluku terus melakukan pendataan dampak gempa.
Tenda pengungsian telah didirikan di RSU Haukussy kudamati dan RSU Tulehu.
Agus mengimbau warga untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak terpercaya.
"Selalu waspada apabila terjadi gempa susulan, hindari gedung bertingkat atau bangunan yang mudah roboh," tutur dia.
Baca: BMKG Catat Gempa Terjadi 2 Kali di Maluku Malam Ini, Masohi dan Kairatu Seram Bagian Barat
Gempa pertama yang berpusat di 40 kilometer timur laut Ambon berkedalaman 10 kilometer per Sabtu (28/9/2019) pukul 12.00 WIT, diikuti 484 gempa susulan.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geosifika (BMKG), sebanyak 64 gempa susulan dirasakan di Kairatu, Ambon, Masohi, dan Banda. (Mela Arnani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Situasi Gempa Ambon Terkini: 484 Gempa Susulan, 25.000 Orang Mengungsi
Bayi 8 bulan tewas
Bayi berusia 8 bulan tewas tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa mengguncang kota Ambon.
Bayi tersebut bernama Muhamad zulkarnain Holle.
Baca: Viral - Rencana Menikah Kandas, Calon Istri Hamil Duluan Tak Tahu Ayah Si Bayi, Ternyata Pacarnya 3
Bayi tersebut meninggal dunia di RSUD dr Haulussy Ambon, Jumat (27/9/2019) malam.
Korban yang terluka parah di bagian kepalanya ini meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit usai tertimpa tembok rumah tetangganya saat gempa terjadi pada Kamis kemarin.
“Korban meninggal dunia tadi saat selesai shalat magrib,” kata kerabat korban, Abu Saimima, Jumat.
Abu menjelaskan sebelum dirawat intensif di RSUD dr Haulussy Ambon, korban sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Tantui.
Namun, karena kondisi korban yang terus menurun, korban akhirnya dirujuk ke RSUD dr Haulussy Ambon.
Saat ini jenazah Zulkarnain telah dibawa pulang ke rumah duka di kawasan Pinang Putih, Desa Hative Kecil Kecamatan, Sirimau untuk disemayamkan.
Rencananya, Sabtu, jenazah kroban akan dimakamkan.
“Sudah dibawa pulang keluarga ke rumah duka, besok jenazah akan dibawa ke kampung halaman orang tuanya di Desa Siri Sori untuk dimakamkan ,”katanya.
Abu menceritakan, korban tertimpa tembok beton tetangganya saat korban ditolong oleh bibinya keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
Namun sayang, saat keluar dari rumah, tembok beton ambruk dan menimpa korban.
Baca: Wakil Ketua DPD Minta Pemerintah Pulihkan Ambon Setelah Diguncang Gempa
Bibi korban juga terluka di bagian kepala.
Dengan meninggalnya Zulkarnain, maka tercatat korban tewas karena gempa Ambon dan bertambah menjadi 24 orang. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Bayi 8 Bulan Korban Gempa Ambon Meninggal Dunia
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk segera membantu warga Ambon yang terdampak gempa 6.8 SR, Kamis (26/9/2019) kemarin.
Adapun sejumlah jajaran yang telah bergerak ke lapangan menangani dampak gempa yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, TNI, Polri, dan Kementerian Sosial.
"Kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPB, Pak Jenderal Doni, juga kepada TNI-Polri, kemudian kepada Menteri Sosial untuk bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Ambon.
Tak hanya memerintahkan jajarannya menanggulangi dampak gempa, Jokowi juga menyampaikan duka cita yang mendalam.
"Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah gempa yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon," ujarnya.
• 239 Kali Gempa Ambon, Gempa Susulan Terjadi hingga Jumat Pagi Ini
• Waspadai Kemungkinan Tsunami Seusai Gempa 6.8 SR, Ribuan Warga Pulau Seram Pilih Tidur di Perbukitan
Pemerintah, melalui Kementerian Sosial akan menanggung biaya perawatan korban luka dan memberi santunan bagi keluarga korban tewas.
"Terkait kerusakan fisik akibat gempa ini masih dilakukan pendataan secara detail," pungkasnya.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Jokowi melalui unggahan di media sosial Twitter.
"Gempa bumi M 6,5 yang mengguncang kawasan Maluku, Kamis, menurut BPBD Maluku, telah menimbulkan korban jiwa 23 orang, lebih 100 luka-luka, dan ribuan orang mengungsi.
Atas nama pribadi dan pemerintah saya turut berduka cita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita."
Jumlah korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,8 yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya terus bertambah.
Saat ini, jumlah korban gempa di Ambon dan sekitarnya tercatat telah mencapai 23 orang.
• BMKG Maluku Catat 71 Gempa Susul Gempa 6.8 SR Ambon, 20 Orang Tewas, 2000 Warga Mengungsi
• TERKINI - Total 20 Orang Meninggal Dunia dalam Gempa 6.8 SR Ambon, 2000 Jiwa Mengungsi
"23 korban jiwa seluruh Maluku, itu berdasarkan data BNPB," kata Gubernur Maluku Murad Ismail kepada wartawan di RSUD dr Haulussy Ambon, Kamis (26/9/2019) malam, dilansir Kompas.com.
Sementara, Kepala BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy mengatakan, lokasi terparah yang kena dampak gempa adalah wilayah Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon.
"Ada di desa Liang, Waai dan Tenga-Tenga. Di Desa Liang paling banyak, karena ada rumah yang rata dengan tanah," ujar Salampessy saat dikonfirmasi.
Dia mengatakan, masyarakat di Kecamatan Salahutu khususnya di Desa Liang, saat ini memilih mengungsi ke hutan.
Menurut Salampessy, BPBD Maluku telah mengimbau warga di sana untuk tidak percaya berita hoaks dan isu tsunami.
Hanya saja, warga memilih untuk mengungsi, karena sbagian besar rumah mereka roboh.
"Memang kami sudah mengimbau berita itu ada hoaks, tapi karena rumah mereka sebagian besar sudah roboh, mereka ke hutan dan malam ini kami dari BPBD sudah membawa terpal untuk mereka di Desa Liang dan Waai," kata Salampessy.