"Faktanya baru diberikan (BHS kepada BK dan HER) Rp 100 juta. Yang Rp 200 juta digunakan oleh BHS untuk berfoya-foya," ujar Budhi, Kapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (1/10/2019).
Percobaan pembunuhan itu dilakukan 13 September lalu.
BK diberi peran oleh BHS untuk naik mobil bersama Bayu dan korban dalam mobil yang dikendarai VT.
Sementara HER diperintahkan untuk membuntuti mobil tersebut dengan sepeda motor.
Saat mobil yang mereka naiki itu melewati North Jakarta Internasional School di Jalan Boulevard Gading Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, BHS meminta VT menghentikan mobil.
Baca: Awalnya Kenalan Lalu Nyaman, Pasangan Selingkuh Niat Habisi Nyawa Pengusaha Berakhir Dibui
Baca: PENGAKUAN Blak-blakan Sopir BHS yang Berselingkuh dengan Istri Bosnya: Istri Bos yang Pertama Suka
BHS mengaku kepada VT bahwa dia ingin muntah.
Saat BHS keluar dari mobil, BK yang duduk di kursi belakang langsung menusuk leher VT.
BK menusuk VT dengan sebuah pisau berukuran kecil sebanyak tiga kali.
HER yang berada di luar mobil juga berusaha menusuk perut VT.
Namun VT, justru menginjak gas mobilnya menuju rumah sakit terdekat untuk menyelamatkan diri.
"Dia (BK) itu ketakutan, dia loncat ke luar mobil," ujar Budhi.
VT lantas mengarahkan mobilnya ke rumah sakit terdekat.
Baca: Ancaman Pemecatan Menanti Polwan yang Terpapar Radikalisme
Baca: PENGAKUAN Blak-blakan Sopir BHS yang Berselingkuh dengan Istri Bosnya: Istri Bos yang Pertama Suka
Di sana ia segera mendapat perawatan dokter sehingga nyawanya berhasil diselamatkan.
Pihak rumah sakit kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kelapa Gading. Bayu akhirnya ditangkap di Bali tiga hari kemudian.