TRIBUNNEWS.COM -- Tekad dan perjuangan yang kuat akhirnya membuat Rio Karma bisa mewujudkan impiannya menjadi polisi.
Rio Karma adalah pemuda asal desa terpencil yakni warga Mentalip, Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Rio berasal dari desa yang bisa dikatakan serba kekuarangan.
Sejak SD hingga SMA, Rio Karma (23) harus menempuh perjalanan yang cukup curam, menaiki bukit untuk sampai di sekolah yang berjarak 3 kilometer dari tempatnya tinggal.
Sebab tidak ada transportasi yang bisa mengantarkan ia ke sekolah.
Di Mentalip, saat itu hanya ada 7 orang yang menempuh pendidikan. Salah satunya Rio Karma.
Rio Karma menceritakan pengalamannya ketika ia harus bersusah payah untuk bersekolah, melewati jalanan hutan dan harus mendaki gunung.
Baca: Harapan WP KPK Calon Kapolri Komjen Idham Prioritaskan Kasus Novel dalam 100 Hari Kerja
Baca: Ditinggal Al Ghazali dan El Rumi Sekolah di Inggris, Dul Jaelani Main Bareng Dua Anak Mulan Jameela
Baca: Usai Kejutkan Dunia, Gadis 17 Tahun Ini Bawa Pulang Hadiah Besar dari French Open 2019
Dan saat itu tempat sekolah hanya ada di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur.
"Di dusun saya waktu itu yang sekolah cuma 7 orang, saya bersyukur sekali bisa jadi polisi seperti sekarang.
Memang banyak tantangannya dari cibiran masyarakat yang suka bilang mimpi saya terlalu tinggi.
Waktu itu kalau mau sekolah harus tunggu badan kuat dulu karena kan harus mendaki gunung, pukul 05.30 WIB sudah harus jalan.
Kadang tak sempat sarapan, kadang sering terlambat dan dikejar anjing juga," Rio Karma kepada tribunbatam.id, Rabu (30/10/2019).
Dari situlah Rio Karma bertekad ingin menunjukkan kepada masyarakat di kampungnya, bahwa ia bisa menjadi soerang polisi.
Walaupun sempat tidak mendapat restu dari kedua orang tua, kini Karma mampu menggapai cita-citanya menjadi seorang polisi.