Kepala Sekolah Diteror
Di tengah insiden ambruknya empat atap kelas SDN Gentong, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Gentong, Endang Ganefa Listiowati mengaku mendapatkan intervensi.
Baca: Jokowi Anggarkan Pendidikan 2020 Capai Rp 508 T, Fadli Zon Ingatkan Nadiem Makarim
Endang, sapaan akrab Kepsek, mendapatkan banyak telepon dari orang-orang yang tak bertanggung jawab.
"Istri saya dapat teror dari banyak orang yang mengaku dari pejabat polisi dan meminta uang," kata Djunaedi, suami Kepsek Endang Ganefa Listiowati.
Ia mengatakan, yang paling lucu adalah saat ada orang yang menghubungi dan mengaku sebagai Kapolsek Gadingrejo.
"Saat dihubungi itu istri saya, saya sedang duduk sama Kapolsek. Lah kok ada yang mengaku sebagai Kapolsek," kata dia.
Djunaedi menjelaskan, saat itu si penelepon mengaku sebagai Kapolsek dan siap membuat kasus jatuhnya atap kelas ini tidak lanjut.
Bahkan, si penelepon misterius ini juga siap menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Tidak sempat membuka nominal uangnya sih. Tapi siap mengamankan begitu saja. Ini saya juga heran, kok banyak yang menelepon gelap dan meminta uang dalam kondisi seperti ini," tambahnya.
Bahkan, saking penasarannya, ia sempat mengecek peneror misterius ini melalui sebuah aplikasi.
Setelah dicek, nomor ini terdaftar dimiliki seseorang di wilayah Sulawesi Selatan.
Ia menerangkan, dalam kasus ini, istrinya juga merasa terpukul.
Sebab, dua korban meninggal ini adalah keluarganya.
"Istri saya justru sedih sekali. Saya juga bingung, saya juga sering salah paham akhir-akhir ini. Saya berusaha menguatkan dia saja," jelasnya.
Dia menyebut, istrinya baru saja menjabat sebagai Kepsek di SDN Gentong dua tahun sejak tahun 2017.
"Saat itu proyeknya sudah selesai. Proyek renovasi ditangani sama kepsek yang lama. Istri saya ini tidak tahu apa-apa dalam pembangunan bangunan ini. Istri saya sangat terpukul sekali," kata dia.
Belasan Terluka
Dari data sementara yang didapatkan, ada 11 orang yang mengalami luka-luka. Mereka saat ini sedang menjalani perawatan di RS Soedarsono Purut Kota Pasuruan.
Mereka adalah Z (8), W (11), AM (11), HS (11), A(7), AK (7), SR (8), AG (8), ZS (9). Semuanya warga Gentong. Ada juga K (8) warga Wirogunan, dan A (8) warga Karya Bakti.
Sedangkan dua orang yang sementara ini dilaporkan meninggal dunia. Mereka adalah Fina Choironi warga Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Fina adalah pengajar. Ia meninggal saat mengajar. Sedangkan, satu korban lainnya adalah siswa. Ia adalah IA (8) warga Gentong.
Keduanya saat ini masih di RS Soedarsono Purut Kota Pasuruan untuk autopsi. Sementara itu, ada empat bangunan yang atapnya ambruk yakni, ruang 5A, 5B, 2A dan 2B.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Polda Jatim Temukan 2 Tindak Pidana Insiden Atap SDN Gentong Pasuruan Ambruk, Salah Satunya Korupsi