TRIBUNNEWS.COM - Kepergian anggota Paskibraka di Buleleng, Bali, Desak Putu Tiara menyisakan duka mendalam bagi keluarganya termasuk sang ayah, Dewa Gede Sugiarta.
Dikutip dari TribunBali, Sugiarta mengatakan jika ia sempat bertemu dengan putri semata wayangnya itu sekitar dua pekan lalu.
Dalam pertemuan itu, Sugiarta mengungkapkan Tiara ingin berfoto bersama dengannya.
"Terakhir dia minta foto bareng dengan saya. Saya dipeluk," ungkap Sugiarta, Jumat (08/11/2019).
Sugiarta tidak menyangka jika pertemuannya kala itu menjadi pertemuan terakhir dirinya dengan Tiara.
Sugiarta menceritakan sejak kelahiran putrinya pada 18 September 2002 hingga SD, Tiara tinggal bersamanya dan sang istri di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Baca: Bima Aryo Ungkap Penyebab Kematian Sparta, Diduga Ketularan Parasit Darah
Ketika ingin melanjutkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tiara ingin bersekolah di Buleleng.
"Dari kecil dia memang berkeinginan sekolah di Buleleng," ujar anggota Sat Pol Air Polres Sumbawa ini.
Sugiarta pun memenuhi keinginan dari putrinya tersebut.
Selama bersekolah di Buleleng, Tiara tinggal bersama bibinya.
Selepas SMP Tiara melanjutkan jenjang pendidikannya di SMA Negeri 3 Singaraja.
Sugiarta mengaku selama terpisah, ia rutin menghubungi Tiara dan sering berpesan kepada putrinya itu.
"Selalu saya selipkan pesan agar dia menjadi anak yang rajin dan jangan nakal," ungkapnya dikutip dari TribunBali.
Kepergian Tiara
Sebelum meninggal dunia, Sugiarta mengaku sempat membawa putrinya itu ke dokter pada Senin 28 Oktober 2019.
Hal itu lakukan lantaran Tiara mengeluhkan demam dan sakit kepala.
"Saya sempat bawa dia ke dokter karena mengeluh badannya panas dan sakit kepala," ujarnya.
Namun saat itu Sugiarta tidak mengetahui jika kondiisi anaknya sudah memprihatinkan.
"Saya tidak menyangka kalau sakitnya itu ternyata parah," kata suami dari Jro Nyoman Tri Veni ini.
Sugiarta menjelaskan Tiara akhirnya dibawa ke RS Kertha Usada untuk melakuan cek darah lantaran kondisinya semakin parah.
Sebelum ke RS Kertha Usada, Tiara sempat dilarikan ke RSUD Buleleng.
Namun di RSUD sedang tidak tersedia kamar inap.
"Dari RSUD ke RS Kertha Usada ia naik ambulans," kata Sugiarta.
Baca: Viral Kucing Anggora di Tulungagung Dicekoki Ciu, Ini Dampak Alkohol pada Hewan
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Sugiarta melihat putrinya sempat bercanda.
Sehingga ia tidak berpikiran putrinya itu dalam kondisi sakit parah.
"Masih sempat bercanda. Bahkan di ambulans hanya duduk," ujarnya.
Baca: Tanggapi Laporan Dewi Tanjung, Kuasa Hukum Novel Baswedan: Kemanusiannya Sudah Enggak Ada
Dikutip dari laman TribunBali, kakek Tiara bernama Dewa Sadnyana mengatakan sesampainya di RS Kertha Usada cucunya tersebut langsung di bawa ke ruangan ICU.
Setelah beberapa menit kemudian, kondisi Tiara semakin drop dan akhrinya tidak sadarkan diri.
Sadnyana menjelaskan jika saat itu pihak medis sudah melakukan berbagai tes seperti tes darah hingga HIV, namun hasilnya negatif.
Ia mengaku dokter yang menangani Tiara sempat bingung melihat kondisi cucunya itu.
"Dokter bingung Tiara sakit apa dan obat apa yang harus diberikan," ungkap Sadnyana.
Sehingga selama di ruang ICU Tiara hanya diberikan infus dan bantuan oksigen.
Lima hari kemudian, tepatnya Rabu (06/11/2019), Desak Putu Tiara mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 16.55 Wita.
Rencananya jenazah Tiara akan di kremasi di Setra Kelurahan Panurkan, Rabu (13/11/2019) mendatang.
Kepergian gadis berumur 17 tahun ini pun masih banyak menyiskan pertanyaan, terutama penyebab kepergiannya. (*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunBali/Ratu Ayu Astri Desiani)