"Jadi ada 10 kegiatan yang cancel. Tapi, Alhamdulillah mereka mau membantu untuk kerugian yang capai Rp 1 juta. Mereka banyak yang pindah lokasi," sebutnya.
Dijelaskan Mustika, informasi yang beredar memang benar, tapi banyak juga yang dilebih-lebihkan.
Pertama memang ada bangkai babi dan telah tiga minggu.
Lalu menyebar kabar dampak dari bangkai babi bisa menyebabkan flu monyet dan lainnya.
Karena tentu akan sangat mengerikan kalau terkena virus tersebut.
"Semalam ada yang memberitahu kami, bahwa ada yang datang dari Dinas Pertanian sudah menguji air ke lab dan kadarnya Escherichia coli (E. coli) cukup tinggi. Tapi tidak sampai membuat penyakit langsung," urainya.
Mustika pun bermohon agar salah seorang pekerjanya mendapat apresiasi.
Karena sudah tiga minggu dia evakuasi bangkai babi sendirian.
Karena hanya dia yang berani dan yang lain tidak tahan dan banyak yang muntah akibat tidak tahan mencium bau bangkai babi yang menyengat.
“Harapan saya kepada pemerintah dan gubernur, tolong di serius kan untuk menanggulangi bangkai babi.
Karena yang saya lihat, mohon maaf banyak yang kurang. Terlebih soal evakuasi. Karena yang mengevakuasi saat ini kami masih secara pribadi dalam tiga minggu terakhir," pungkas Mustika. (M Andimaz Kahfi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Dampak Wabah Bangkai Babi, Pengelola Wisata Danau Siombak Merugi hingga 30 Persen