TRIBUNNEWS.COM - Densus 88 menembak mati terduga teroris di Hamparan Perak, Deli Serdang, Sabtu (16/11/2019) sekira pukul 11.30 WIB.
Dua orang terduga teroris meninggal dunia dalam penyergapan ini.
Pengejaran terduga teroris ini merupakan pengembangan dari aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) lalu.
"Kami tadi belanja, terus suara dor, pertama kali dikira ban pecah, kemudian kami bertiga menengok, habis itu dor, dor, gemetaran aku lihatnya" tutur Ina warga yang menyaksikan kejadian baku tembak dalam tayangan yang diunggah youTube tvOneNews, Sabtu.
"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan ada dua terduga teroris yang ditembak mati oleh tim Densus 88, dan satu orang dari kepolisian terluka," ujar jurnalis tvOne Novri Affandi.
Kronologi penyergapan terduga teroris di Deli Serdang menurut saksi mata.
Sardan, merupakan warga yang menjadi saksi mata dari penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88.
Ia menuturkan, terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan terduga teroris sekira pukul 11.30 WIB yang berada di depan rumah Sardan di Jalan Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan, Deli Serdang.
Terduga teroris dipaksa untuk berhenti oleh polisi.
Setelah berhenti kemudian terduga teroris justru melukai polisi dengan menyabet memakai pisau.
Setelah kena sabet, polisi kemudian mengeluarkan pistol, terjadi lah baku tembak antara petugas dengan terduga teroris.
"Tadi kan orang naik kendaraan kejar-kejaran, disuruh berhenti, setelah berhenti orang itu terus mengeluarkan pisau terus dihantam tangan polisi, setelah dihantam terus polisi mengeluarkan tembak, pistol," tutur Sardan dalam tayangan yang diunggah tvOneNews, Sabtu.
Sardan menuturkan sekira ada 4 kali tembakan yang terjadi.
Menurut Sardan, ada tiga orang yang ditembak polisi. Satu orang ditembak pada bagian dada dan kaki, kemudian dua orang lainnya ditembak pada bagian kaki.
Sementara, satu orang lagi melarikan diri ke arah sawah-sawah.
"Tembakan dor, dor, dor, sempat empat kali tembakan untuk melumpuhkan orang itu, setelah itu yang satu lagi karena tahu itu polisi terus dia melarikan diri ke arah sana (menunjuk sawah)," jelas Sardan.
Sardan menuturkan, saat penyergapan ada empat orang polisi yang emnyamar memakai baju preman.
"Saat penyergapan ada 4 orang polisi, cuma dia memakai pakaian preman, setelah terjadi penyergapan, sudah dilumpuhkan terus datang lagi temannya, terus sekitar 15 menit kemudian datang lah yang pakai mobil putih itu, untuk membawa dia ke Medan," ungkap Sardan.
Sardan menambahkan jika polisi yang terluka kemudian di bawa ke Puskesmas setempat untuk memperoleh perawatan.
Sementara itu, Sardan menegaskan jika terduga teroris bukan warga setempat.
Mengutip Kompas.com, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, mengatakan, dua terduga teroris yang ditembak mati karena melakukan perlawanan saat ditangkap.
"Kedua terduga teroris ditembak mati karena menyerang anggota. Apakah tindakan ini harus dibiarkan? Semua ini harus ditindak tegas," katanya seperti dikutip Antara.
Hingga saat ini, katanya, Tim Densus 88 terus bergerak untuk mengejar pelaku terduga teroris lainnya hingga ke Aceh.
“Untuk detilnya nanti saya jelaskan, tim masih kerja. Untuk yang di Aceh ada tiga orang yang diamankan,” sebutnya.
(Tribunnews/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com)