Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Seorang pria di Probolinggo, Jawa Timur terluka akibat mercon yang dilemparkannya terpental dan mengenai tangannya.
Peristiwa bermula ketika Untung diduga hendak meneror mantan istrinya, Sumiarsih, dengan melempar mercon ke rumah perempuan tersebut di Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo, Selasa (19/11/2019).
Namun, mercon yang dilemparkan Untung terpental dan menngenai tangannya saat meledak
"Untung kemudian meminta tolong kepada warga untuk diantar ke rumah sakit. Warga yang dimintai tolong itu adalah polisi yang berpakaian preman. Dia mungkin tidak tahu kalau yang mengantarnya polisi," kata Kapolsek Kademangan Kompol Toyib Subur.
Baca: Polisi Ungkap Kasus Prostitusi Online di Gresik, Tersangkanya Pasangan Suami Istri
Tangan pelaku hancur dan harus dirawat intensif di rumah sakit.
Untung Adi Prastowo (36), tercatat sebagai warga Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Polisi yang saat itu mendapat informasi, langsung mendatangi lokasi.
Polisi menemukan motor Honda Vario warna putih bernopol N 5386 SR yang tertinggal.
Baca: Ayah Rudapaksa Anak Kandungnya Sendiri Hingga 9 Kali, Pelaku Pernah Keluar-masuk Penjara
Saat ini, Untung sedang dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.
Sedangkan motornya diamankan di Mapolsek untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini, dan berencana melibatkan tim laboratorium forensik," ujar Toyib.
Baca: Kemendikbud Berikan Penghargaan Anugerah Kihajar 2019 Kepada 16 Kepala Daerah
Sumiarsih mengaku kejadian teror mercon oleh mantan suaminya itu bukan hanya sekali.
Dia juga memastikan pelaku adalah mantan suaminya.
Ia tahu setelah ditunjukkan foto pelaku.
“Mungkin dia tidak terima perceraian sehingga meneror pakai mercon. Dulu pernah terjadi juga. Kami sudah cerai, dia minta kembali rujuk. Saya enggak mau," katanya.
Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Niat Teror Mantan Istri, Mercon Justru Meledak Kena Tangan Sendiri"