TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Video tindakan kekerasan dilakukan seorang pemuda kepada pria berusia senja viral di media sosial.
Dalam video durasi 30 detik itu, pemuda tersebut menendang-nendang pria paruh baya meski kakek itu telah tersungkur di lantai.
Pemuda tersebut menendang-nendang sembari berteriak-teriak kepada pria paruh baya itu.
Di video tersebut juga terdapat seorang wanita paruh baya yang hendak menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan pemuda itu.
Namun pemuda tersebut tetap saja menendang pria paruh baya itu.
Pada akhir video pun pemuda itu juga mendorong kepala pria paruh baya itu.
Diketahui peristiwa itu terjadi di Desa Kedungbata, Kecamatan Limbangan.
Pemuda tersebut yakni YMN (22) dan korban yakni kakeknya sendiri, Wasidi (65) tahun.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/11/2019).
Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Nanung Nugraha membenarkan video kekerasan tersebut terjadi di wilayah hukum Polres Kendal.
"Saat ini pelaku sudah kami tangkap dan kami amankan dan menuju polres Kendal untuk dimintai keterangan," ujarnya.
Sebelumnya sudah ada permohonan maaf dari akun facebook Mundiyah Diyah di Boja Community yang mengaku dari pihak keluarga yang isinya sebagai berikut:
"Mohon maaf untuk semua warga, saya selaku dari pihak keluarga sebelumnya mohon maaf beribu maaf atas kejadian ini, tp sebenernya itu semua sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dan seandenya ada yang menyebarluaskan itu mungkin yg nggak suka sm keluarga kami,
cari musuh begitu mudah, tp cari saudara untuk kebaikan itu 1001."
Baca: VIRAL Video Pemuda Tendang Orang Tua di Kendal, Netizen Serbu Akun Instagram Diduga si Pelaku
Baca: Kisah Warga Sragen yang Jual Soto Rp 1.000, Sempat Dapat Cibiran: Bersedekah dan Tak Takut Rugi
Baca: Viral Jenazah Diangkut Sepeda Ontel Menuju Pemakaman, Ternyata Begini Ceritanya
Dari informasi yang beredar, kejadianitu sudah lama dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Informasinya peristiwa itu diduga berawal dari penjualan kambing untuk biaya pelaku untuk pulang dari Malaysia.
Pelaku marah karena masalah hasil penjualan kambing itu diungkit-ungkit sang kakek.
Lalu terjadi kesalahpahaman dan terjadilah kekerasan tersebut.
Saat ini pelaku dan kakek Wasidi telah dimintai keterangan pihak kepolisian.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Pelaku Video Viral, Cucu Tendang Kakek di Limbangan Boja Kendal Diamankan Polisi
Kisah Warga Sragen yang Jual Soto Rp 1.000, Sempat Dapat Cibiran
SRAGEN - Kisah viral lain datang juga dari Jawa Tengah.
Seorang warga Sragen Jawa Tengah, Sukarni (46) menceritakan kisahnya berjualan soto dengan harga yang murah, yakni Rp 1.000.
Dilansir dari TribunJateng.com, rupanya usaha soto murahnya tersebut berawal dari kondisi terhimpit yakni dirinya menerima PHK dari tempat kerjanya yang terdahulu.
Sukarni menjadi salah satu dari 1.500 orang yang terkena PHK massal pabrik tekstil di Purwosuman, Bulu, Sidoharjo, sehingga membuat dirinya harus memutar otak mencari sumber penghasilan lain.
Sukarni yang hanya mengandalkan hidup dari buruh pabrik tersebut awalnya mengaku bingung ingin mencari pundi-pundi rupiah darimana.
"Setelah kena PHK massal di pabrik saya ya luntang-lantung nggak ada kerjaan, lalu suami saya menyarankan untuk berjualan soto seribu, ya saya jawab aku nggak bisa masak, akhirnya dikasih resep masak sama mertua saya," terang Sukarni kepada Tribunjateng.com, Rabu (20/11/2019).
Baca: Daftar Korban Siswa dalam Tragedi Sekolah Ambruk di Sragen, Baru Mau Keluar Gedung Sudah Ambruk
Tidak berjalan mulus begitu saja, usaha soto sewu milik Sukarni sempat dapat cibiran dari orang-orang. Banyak yang mempertanyakan rasa dari soto sewu Sukarni.
"Dulu awal-awal buka ya banyak yang ga suka, pada tanya enak ga tuh soto kok cuma seribu. Setelah saya buka itu juga banyak yang ikut-ikutan bikin soto seribu," lanjut Sukarni.
Delapan tahun silam, Sukarni membuka warung soto di kediamannya yang beralamat di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 6.
Karena letak rumahnya yang kurang strategis berada di dalam kampung, soto Sukarni sepi dan hanya tetangga sekitar yang membeli.
"Dulu di rumah saya nggak seramai disini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah, sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," lanjut dia.
Baca: Video Viral Siswa SMK N 1 Miri Sragen Selamatkan Rekannya di Antara Puing Bangunan yang Roboh
Merasa letak rumahnya yang tidak strategis, akhirnya Sukarni pindah ke rumah mertua yang hanya beda RT berada tepat dipinggir jalan raya yang tak jauh dari rumahnya.
Selama hampir empat tahun di tempat baru yang kini berada di pinggir jalan raya Slamet Riyadi Sragen Kulon warungnya mulai ramai.
Omzet penjualan Sukarni juga lebih banyak dibanding dirumahnya. Hari-hari biasa Sukarni mendapat penghasilan kotor Rp 800 ribu dari pukul 11.00 hingga malam.
"Pernah saya jualan waktu hari Minggu, dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," kata dia.
Warung soto sewu Sukarni buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga malam, hanya saja ketika pagi, Heni adik dari suami Sukarni, Ninut Iswinanto (49) yang menjaga. Sedangkan Sukarni menjaga warung dari pukul 11.00 hingga malam.
Ketika ditanyai takut rugi atau tidak menjual soto dengan harga seribu Sukarni menjawab tidak.
"Alhamdulillah nggak takut rugi, ngitung-ngitung sodaqoh lah. Nyatanya bisa kok sampai sekarang malah Alhamdulillah sudah beli mobil," lanjut dia.
Sukarni yang juga memiliki dua orang putra ini kini sudah memiliki dua karyawan yang membantunya melayani pelanggan.
Sukarni juga mengatakan pembelinya merata dari semua kalangan dari mulai anak sekolah, ibu-ibu, karyawan hingga pegawai.
"Merata kok yang datang kesini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," lanjut dia.
Tidak hanya menjual soto dalam porsi kecil, Sukarni juga menjual soto porsi besar dengan harga Rp 3 ribu.
Baca: BKD Update Pendaftar Paling Banyak dan Formasi CPNS Jawa Tengah 2019 yang Belum Ada Pendaftar
Salah satu penikmat soto sewu Sukarni, Dwi Candra siswi SMK Muhammadiyah 4 Sragen mengaku sudah biasa datang ke warung soto sewu Suwarni.
"Sudah biasa datang kesini, kalo sekali makan biasanya makan dua porsi yang seribuan," kata Dwi.
Selain harga soto yang ramah di kantong pelajar, Dwi dan temannya mengaku rasa soto seribu ini juga cocok di lidah.
Bersama sate-satean dan gorengan Dwi biasa menikmati soto sewu Sukarni.
(Tribunjateng.com/Mahfira Putri Maulani)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Cerita Sukarni Warga Sragen Jual Soto Murah Rp 1.000 Setelah Kena PHK: Alhamdulillah Bisa Beli Mobil