Sebelum kejadian, sekitar pukul 08.00 WIB, Ramlan pergi pesta dan pulang pukul 15.00 WIB sampai rumah. Karena orang rumah sedang tempat mertua, jadi dia pergi ke Pasar 5 naik sepeda motor.
Disitu Ramlan duduk dan minum teh manis. Satu jam kemudian, sekitar pukul 16.30 WIB ada yang telepon tanya ada kejadian apa dirumah sewa milikku.
"Ada nampakku polisi disini. Dia bilang ada yang mati dirumah sewaku. Habis tehku, terus aku pulang untuk memastikan dan aku lihat sudah ada garis polisi. Ada dua polisi dilokasi, terus aku tanya ada apa," katanya.
Baca: Kasus Mayat dalam Seprei: Kronologi Penemuan Hingga Sang Pacar Diduga Pembunuhnya
"Tapi dibilang polisi itu, ada kejadian dirumahmu kenapa enggak tahu. Terus aku bilang tadi aku pergi dan dijawab si polisi ada pembunuhan disini," sambungnya.
Memang pas datang, lanjut Ramlan posisi rumah sewanya itu sudah kosong. Tidak ada barang-barang yang dibawa sepertinya. Ramlan kemudian pulang kerumah.
Siap mandi pukul 20.00 WIB, disebutnya datang lagi polisi.
Tapi Ramlan tidak ada ditanyai banyak polisi. Cuma ditanya dimana saat kejadian.
Mirisnya, sebelum habisi nyawa anak dari pacarnya, Nazara sempat membeli sarapan untuk makan pagi bersama dengan korban.
"Pelaku sempat juga pagi beli nasi untuk sarapan sekitar pukul 09.00 WIB. Dia beli nasi ayam semur ditemani anak kecil itu. Tak lama berselang datang perempuan mamaknya itu menukar uang untuk ongkos kerja," jelas Ramlan. (mak/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Janji Manis Dinikahi Berujung Petaka, Bocah Malang Aliando Saragih Tewas Dicekik Pacar Ibunya