Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kesulitannya karena HP korban terkunci sidik jari sehingga polisi tidak bisa memeriksa pesan-pesan yang ada di HP.
Mengenai notifikasi gambar tali, polisi sempat melihatnya muncul di layar HP namun hanya sebentar karena langsung tertutupi dengan notifikasi pesan lain yang masuk.
"Jadi tidak bisa terbuka kuncinya. Kami hanya hanya bisa lihat notifikasi pesan terbaru di bagian atas layar. Jadi pesan yang muncul kemarin sudah tidak bisa lagi terlihat," paparnya.
Penelusuran TribunPinrang.com di akun FB Ummu Klsm, terdapat beberapa unggahan status yang bernuansa patah hati.
Baca: Ummu Kalsum Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri: Gw yang Berjuang, Gw Juga yang Terbuang
Baca: Di Mata Para Tetangga, Kopilot Wings Air yang Tewas Gantung Diri Dikenal Santun dan Rajin
Yaitu "semua orang bisa bilang cinta, tapi tak semua orang bisa setia".
"Selamat anda telah berhasil membuat saya nyaman, dan akhirnya telah meninggalkan".
"Gw yang berjuang, Gw juga yang terbuang".
Ummu Kalsum (20), warga Dusun Adolang, Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di kolong rumahnya, Kamis (21/11/2019) sore.
Peristiwa ini pun membuat heboh warga setempat.
Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Dharma Praditya mengatakan, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh ayahnya, Safri (38).
"Saat itu, Safri baru saja datang dari rumah tetangganya. Tiba-tiba langsung melihat penampakan anaknya tergantung di bawah kolong rumah," katanya.
Melihat hal itu, kata Dharma, Safri pun panik dan berteriak minta tolong sembari memanggil istri dan tetangganya.
"Setelah itu sejumlah warga pun membantu menurunkan korban dari tempat gantungan," paparnya.