TRIBUNNEWS.COM, JEMBRANA - Satresnarkoba Polres Jembrana kembali melakukan penyisiran kafe remang-remang di Jembrana, Bali.
Kali ini petugas menyasar kawasan Gilimanuk.
Saat melakukan sweeping tersebut, ada seorang wartawan perempuan yang mengaku sebagai pengaman kafe.
Salah satu wartawan TV yang ikut meliput sweeping, Gede Ardika sempat terlibat cekcok dengan oknum wartawati bersangkutan.
Hal ini dipicu persoalan keabsahan oknum wartawati tersebut sebagai wartawan.
Juga karena Gede Ardika tidak terima disebut-sebut mengenal pengaman kafe itu.
Baca: Wajah Wartawati Senior Ini Tampil di Google Doodle Hari Ini, Siapa Ani Idrus?
Baca: Sudarma Tebas Kepala Tetangganya karena Dendam Dipecat dari Tukang Kebun
Baca: ABG Asal Jembrana Pukulkan Helm pada Pria yang Memeluk Kekasihnya
Insiden ini bermula saat Polres Jembrana dan sejumlah awak media tiba di Kafe Mandarin, di Jalan Raya Gilimanuk.
Di luar kafe ada beberapa orang yang sedang duduk-duduk.
Salah satunya ialah wartawati itu yang mengaku sebagai pengaman kafe di sana.
Oknum wartawati itu kemudian menunjukkan id pers.
Namun, tidak dikenali oleh wartawan yang ikut meliput dalam sweeping kafe remang di Gilimanuk tersebut.
Diduga dipengaruhi alkohol, oknum wartawati itu terlibat cekcok dengan seorang rekan dari media televisi lantaran persoalan keabsahannya sebagai wartawan.
Cekcok baru berakhir setelah pemeriksaan tes air liur (rapid) kepada pelanggan dan tamu selesai.
Wartawan media televisi, Gede Ardika menuturkan, ia disebut-sebut kenal dengan oknum wartawati tersebut.
Namun ia menolak dikatakan kenal, sehingga terjadi percekcokan.
Ia menilai, klaim tersebut (sebagai wartawan, red) tidak bisa memengaruhi tugas jurnalis.
Apalagi, oknum wartawati tersebut mengaku sebagai pengaman kafe.
"Jelas itu menyalahi kode etik jurnalistik. Bagaimana bisa seorang jurnalis menjadi pengaman. Dan saya tidak kenal dengan wartawati tersebut," ucapnya, Minggu (1/12/2019) dini hari.
Diberitakan sebelumnya, Satresnarkoba Polres Jembrana melakukan sweeping di sejumlah kafe remang di Gilimanuk, Jembrana, Bali, Sabtu (30/11/2019) malam.
Sekitar pukul 23.30 Wita, petugas kepolisian dengan belasan personel menyasar Kafe Manta di kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
Dentuman musik dangdut seketika berhenti saat petugas datang.
Kasatresnarkoba Polres Jembrana, AKP I Komang Muliyadi yang memimpin sweeping, kemudian menginstruksikan pemandu lagu dan pelanggan untuk berjajar secara terpisah.
Pelanggan di sisi depan dan pemandu lagu di belakang.
Mereka diperiksa satu per satu dari badan hingga barang bawaan.
Polisi kemudian memberikan alat tes rapid atau pengambilan sampel air liur kepada orang-orang yang diperiksa.
Alat itu kemudian ditempelkan di lidah.
Dalam beberapa waktu, maka akan diketahui hasil dari seseorang yang dites, apakah positif narkoba atau tidak.
Dari Kafe Manta, polisi kemudian menyisir kafe kedua tepat di Jalan Raya Gilimanuk, yaitu Kafe Mandarin.
Kasatresnarkoba AKP I Komang Muliyadi mengatakan, tes rapid ini untuk mencegah peredaran narkoba di wilayah Jembrana, khususnya kawasan pelabuhan sebagai pintu masuk ke Bali.
Karena itu, pihaknya menilai bahwa diperlukan pencegahan supaya masyarakat terhindar dari barang haram narkotika.
"Ini upaya kami dalam menekan dan upaya memberantas narkoba. Supaya masyarakat terhindar dari bahaya narkoba," ucapnya, Sabtu (30/11/2019) tengah malam.
Berdasarkan pemeriksaan tes rapid kepada semua pelanggan dan pemandu kafe, hasilnya negatif.
Meski demikian, pihaknya mengaku akan terus melakukan pencegahan dan pemberantasan narkotika dengan melakukan sweeping.
Tidak hanya kafe, nantinya sweeping juga akan dilakukan di perusahaan dan toko-toko yang menjual obat atau jamu kuat karena bertentangan dengan UU Kesehatan. (I Made Ardhiangga Ismayana)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Oknum Wartawan Ngaku Pengaman Kafe, Cekcok dengan Wartawan TV yang Meliput Sweeping Kafe Remang