TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Fakta baru atas kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin pada 29 November silam kembali muncul.
Humas PN Medan Erintuah Damanik mengungkapkan, dari hasil dari autopsi hakim Jamaluddin ternyata sudah meninggal sejak dinihari.
"Kami mendengar hasil visum dinyatakan korban 20 jam sebelumnya sudah meninggal.
Artinya jika dihitung mundur 20 jam, itu dia (Jamaluddin) meninggal sekitar jam 3 atau 4 pagi," jelas Erintuah Damanik.
Ia mengaku belum mengetahui siapa pelaku yang membunuh rekan kerjanya, sebelumnya Kapolda Sumut menyebut Jamaluddin dibunuh oleh orang dekat.
"Kita belum dapat, hanya dengar-dengar dari rekan wartawan, dari rekan pers bahwa ada terduga ini-itu cuma kita belum tahu pastinya. Kita enggak tahu lah ya, ini biasanya rekan wartawan yang lebih tahu," sambungnya.
Baca: Cerita Pedagang Ubi tentang Interaksinya dengan Hakim PN Medan Sebelum Ditemukan Tewas
Baca: Hakim PN Medan Diduga Dibunuh Orang Dekat, 4 Saksi Diperiksa
Soal Ulangan Sumatif Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap Kunci Jawaban
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
Baca: Terlihat Lehernya Merah Seperti Luka, Hakim PN Medan yang Tewas di Mobil Dibunuh? Ini Kata Polisi
Ditanya apakah Jamaluddin memiliki pekerjaan lain selain hakim di PN Medan, Erintuah Damanik menegaskan tak tahu. Namun, istri almarhum memiliki bisnis properti.
"Istrinya suka share di facebook punya perumahan. Dia juga punya bisnis penimbunan tanah jalan tol. Sawit juga," tutur Erintuah Damanik.
Kepemilikan bisnis tersebut oleh keluarga Jamaluddin diyakini tidak melanggar prosedur.
"Kalau gak ada (jabatan) saya kita gak masalah," pungkasnya.
Fakta terbaru ini tidak sinkron dengan keterangan istri Jamaluddin, Zuraida Hanum.
Zuraida menceritakan Jamaluddin berangkat dari rumah pukul 5.00 WIB.
Zuraida mengatakan semua perlengkapan seperti baju, sepatu dan perlengkapan kantor sudah disiapkannya di dalam mobil.
Namun, kata Zuraida, ia sudah menyarankan kepada suami untuk didampingi pergi ke bandara.
Namun suami tidak mau dengan alasan karena sudah pagi.
Almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan.
“Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya dalam wawancara dengan sejumlah wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya setelah prosesi pemakaman suaminya pada Sabtu (30/11/2019) petang.
Apalagi selama ini, kata Zuraida, suaminya terkadang pulang bisa sampai malam hari dan pergi ke kantor bisa lebih pagi sehingga tidak pernah menaruh rasa curiga.
Terkait ditemukan suaminya meninggal, Zuraida meminta kepolisian di Medan dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku.
Sebab, kasus kematian suaminya di dalam mobil dengan kondisi tidak wajar.
Seperti ditemukan memar di hidung, dan berada di bangku tengah.
“Saya lihat kondisi bapak memar di hidung ketika dibawa ke rumah sakit. Harapan saya (kasus) ini segera terungkap,” harap Zuraida.
Sementarta itu polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa penelepon misterius tersebut.
"Itu nanti tim IT kita yang bekerja. Tim masih bekerja di lapangan untuk mengungkap kasus ini," kata Kasubbag Humas Polrestabes Medan, Kompol Edward Saragih, Selasa (3/12/2019).
Edward menyebutkan hingga saat ini pihaknya terus menggali keterangan dari berbagai pihak agar secepatnya kasus tersebut terkuak.
Termasuk, juga akan mengecek kebenaran informasi adanya penelpon tersebut.
"Hingga saat ini belum dicek," sebut Edrward singkat.
Sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto mengungkap dugaan keterlibatan orang dekat almarhum Jamaluddin.
"Sedang didalami. Artinya bahwa kemungkinan dibunuh. Kayaknya orangnya (pelaku pembunuhan) tidak jauh," kata Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (1/12/2019).
Kapolda tidak memerinci apakah pelaku yang diudga membunuh adalah keluarga atau rekan kerja korban.
"Tunggu saja perkembangannya, ya," ujarnya.
Informasi bisnis keluarga Jamaluddin juga diungkap mantan rekan almarhum, J Nasution, pensiunan Panitera Pengganti.
J Nasution menjelaskan bahwa Jamal juga punya pekerjaan sampingan dengan bekerjasama dengan kontraktor.
"Siapa tau orang yang dibuat sakit hati sama dia, dugaan saya bukan karena perkara ini.
Setahu saya dia ada join-join usaha di luar. Kalau motif dari kantor, nggak ada itu. Ini ada usaha di luar," katanya menduga.
Ia menjelaskan salah satu proyek yang ditangani Jamal adalah penimbunan jalan di daerah Brastagi.
"Usaha-usaha dia itu seperti kerja sama dengan kontraktor, ya wilayahnya di Sumut ini.
Setahu saya itu dia ada buka di daerah Berastagi, jalan Berastagi-Medan, seperti jalan besar yang jurang itu disitu lah ditimbun-timbun. Ada kerjasama nya di situ," jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa lokasi ditemukannya mayat Jamal di Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, bisa jadi lokasi proyek yang sedang dikerjakan.
"Mayatnya dibuang di daerah Kutalimbaru. Takut saya di daerah daerah situ ada proyeknya," jelasnya.(Vctory Arrival Hutauruk/tribun-medan.com)