Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Wawan Septiawan
TRIBUNNEWS.COM, DEMPO - Polsek Dempo Selatan Pagaralam, anggota TNI serta pihak BKSDA melakukan giat evakuasi petani yang ada di kawasan pertanian Eks Transat Desa Meringang Kecamatan Dempo Selatan.
Dilakukannya evakuasi sejumlah petani di kawasan tersebut menyusul adanya laporan petani yang melihat keberadaan harimau yang berkeliaran di lahan pertanian warga.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Sabtu (7/12/2019) menyebutkan, pihak Polisi mendapat laporan ada petani melihat Harimau.
Tak tanggung-tanggung petani tersebut melihat 7 Harimau sekaligus yang sedang berkeliaran di kawasan lahan pertanian warga tersebut.
Salah satu petani Sarjono mengatakan, dirinya sengaja meninggalkan kebun miliknya saat mendengar adanya penampakan harimau tersebut.
"Saya memang sudah mendapat kabarnya sejak Senin lalu. Untuk itu daripada terjadi apa-apa saya lebih memilih turun ke desa dan meninggalkan sementara kebun sampai dinyatakan aman," ujarnya kepada sripoku.com saat ditemui dilokasi evakuasi Desa Meringang.
Saat ini anggota Polsek Dempo Selatan dan TNI sudah menjemput para petani yang ada dilokasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan atau konflik antara Harimau dan manusia seperti yang terjadi dikawasan Hutan Desa Tebat Benawa kemarin.
Sebelumnya, Walikota Pagaralam Alpian Maskoni sudah memberikan himbauan keras kepada petani yang berkebun dikawasan Hutan Lindung atau yang mendakati hutan lindung untuk segera meninggalkan kawasan kebun sementara waktu sampai kondisi dinyatakan aman oleh pihak terkait.
Sebelumnya, Yudiansyah (40 tahun), warga Lahat tewas dimangsa harimau saat sedang beraktivitas di perkebunan Desa Tebat Benawa, Pagaralam.
Mayat Yudiansyah, warga Desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat ditemukan, Kamis (5/12/2019).
Sebelumnya harimau menerkam Marta (25), sehingga mengalami luka di pahannya.
Polres Pagaralam kini melakukan penjagaan ketat kawasan permukiman warga di daerah tersebut.
Personel Polres saat malam hari masih melakukan penyisiran disudut-sudut permukiman untuk memastikan tidak ada ancaman dari hewan buas.
Sejak ditemukannya mayat Yudiansyah dengan kondisi mengenaskan dengan bagian badan yang tinggalkan tulang, Polres langsung meminta warga setempat waspada.
Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara melalui Kapolsek Dempo Selatan, IPTU Zaldi mengatakan, untuk memastikan permukimam warga aman dari Harimau pihak Polsek dan Polres melakukan penjagaan di kawasan Desa Tebat Benawa dan sekitarnya.
"Tim Rimau melakukan patroli disekitar Desa Tebat Benawa sejak pagi sampai malam hari. Hal ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," ujarnya.
Pasalnya diduga Harimau yang memangsa Yudiansyah dan melukai Marta warga setempat masih berkeliaran di kawasan Hutan yang jaraknya dengan permukiman tidak terlalu jauh.
"Kita mengantisipasi harimau tersebut masuk kawasan permukiman. Untuk itu kita lakukan patroli di daerah-daerah yang berbatasan dengan hutan dan kebun warga," katanya.
Hutan Lindung Tebat Benawa
Sudah keempat kalinya teror harimau terjadi di Pagaralam dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Pertama kali, teror harimau berada dikawasan Tugu Rimau Gunung Dempo, Desa Pulau Panas Tanjung Sakti, Desa Tebat Benawa Kota Pagaralam dan kali ini kembali terjadi di Desa Tebat Benawa.
Terbaru Yudiansyah (40) warga Desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat dimakan harimau.
Korban ditemukan tewas dikawasan Talang Tani Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Kamis (5/12/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Korban ditemukan berjarak sekitar 10 meter dari pondok sudah meninggal.
Saat ditemukan, saksi melihat Harimau sumatera masih berada dekat di jasad korban.
Camat Dempo Selatan, Suteri Duadji dan pihak BKSDA Lahat mengatakan bahwa lokasi kebun tempat ditemukan korban tewas sudah masuk di Kawasan Hutan Lindung Tebat Benawa.
"Harimau di Pagaralam diduga berasal dari kantong Bukit Dingin seluas 63.000 hektare yang membentang dari kabupaten Lahat, Kota Pagaralam dan kabupaten Empat Lawang dan kantong Bukit Jambul Patah Nanti seluas 282.000 hektare yang membentang dari Lahat, Pagaralam, dan Muara Enim," jelas Camat.
Lokasi tempat di temukan korban berada di hutan lindung yang menjadi habitat tempat tinggalnya hewan buas harimau Sumatera.
"Habitat mereka yang terganggu. Jadi kemungkinan mereka ini menyerang karena terganggu," ujarnya.
Menurut keterangan saksi, Yudiansyah pergi ke kebun pada hari Senin tanggal 2 Desember 2019 pukul 08.00 WIB untuk mengambil kopi.
Namun korban tidak langsung pulang pada hari itu dan keluarga mengira korban menginap di kebun karena masih terdapat bekal di pondok kebun tersebut.
"Korban ini rencananya tidak menginap karena saat berangkat ke kebun mertua korban sedang sakit," ujarnya.
Namun pada hari rabu tanggal 4 Desember 2019 sekitar pukul 18.00 WIB pada saat mertua korban meninggal, keluarga menghubungi korban namun korban tidak dapat dihubungi.
"Kami menghubungi korban untuk memberitahu bahwa mertuanya meninggal. Namun korban tidak bisa dihubungi," katanya.
Karena tidak bisa dihubungi Kamis (5/12/2019) keluarga korban langsung menyusul ke lokasi perkebunan untuk mencari korban.
Namun korban ditemukan berjarak sekitar 10 Meter dari pondok sudah meninggal.
"Saat kami temukan kondisi yang sudah membusuk hanya tinggal tengkorak dan hanya daging bagian kaki yang masih tersisa," ungkapnya.
Bahkan saksi masih melihat hewan buas Harimau sumatera disekitar lokasi penemuan mayat korban.
Melihat hal ini keluarga meminta bantuan pihak kepolisian untuk membantu evakuasi mayat korban.
Selanjutnya Team gabungan dari TNI dan POLRI di bantu Warga desa Tebat Benawa langsung bergerak ke lokasi untuk mengevakuasi korban selanjutnya korban langsung di bawah ke rumah sakit Besemah Kota Pagaralam. (SP/ Wawan Septiawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Breaking News: Petani Lihat 7 Harimau di Dempo Selatan, Petugas Buru-buru Evakuasi