"Beliau memang sering tinggal di rumah anak-anaknya. Dan sekarang sejak ada teror, jadi tidak lagi ke sini. Wajar juga karena memang takut," ujar Meri (45), salah seorang warga sekitar.
Tak hanya pemilik rumah saja yang merasa takut dengan teror bom yang terjadi.
Namun warga sekitar juga merasa resah dengan adanya teror bom yang dianggap begitu meresahkan.
"Wah, bukan lagi. Kami semua cemas, takut nanti jadi korban," ujarnya.
Meri mengatakan, rentetan teror yang dialami keluarga Yusuf bermula sekitar seminggu yang lalu.
Baca: Mengaku Polisi, Bastanul Menipu Banyak Cewek, Ternyata ni yang Menginspirasinya
Baca: Polisi Gadungan Rayu Sejumlah Perempuan Hingga Dapatkan Foto Tanpa Busana dan Memeras Para Korbannya
Tepatnya ketika ada seseorang yang sengaja melempar bom molotov di rumah tersebut.
"Untung ledakannya tidak besar. Tapi sempat membaik kursi rotan di teras. Sekarang kalau saya tidak salah kursi itu sudah dibawa ke Polsek. Karena pihak keluarga juga sudah melaporkan kejadian itu," ujarnya.
Teror bom yang kedua, Meri tidak terlalu tahu pasti kapan terjadinya.
Namun ia mendapat informasi adanya bom kedua dari salah seorang penghuni rumah kediaman Yusuf.
Sedangkan teror ketiga kembali terjadi hanya berselang dua hari dari kabar adanya teror kedua.
Berdasarkan keterangan Meri yang mengaku kembali mendengar cerita dari salah seorang penghuni rumah Yusuf, ada seseorang menggunakan sepeda motor matic yang sengaja kembali melempar bom molotov ke rumah tersebut.
Beruntung bom itu tidak meledak dan menyasar masuk ke kolam kering yang berada persis di halaman rumah.
"Untungnya tidak meledak. Tapi kami cemas juga dengar kabar itu," ujarnya.
Ada pula seorang warga lain menduga, teror yang terjadi itu dikarenakan permasalahan travel yang dikelola oleh salah seorang anak dari almarhum Yusuf.