TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Jembatan Jempal penghubung Desa Landau Bara dan Desa Nanga Ungai, Kecamatan Kayan Hulu, Sintang Kalimantan Barat (Kalbar), ambruk, Senin (9/12/2019) sekitar pukul 22.00 WIB.
Ambruknya jembatan Jempal diduga karena sudah berusia tua dan tak mampu menahan beban truk bermuatan 200 keping papan yang melintas.
Pasca ambruk lima hari lalu, truk yang berada di dasar sungai masih belum dievakuasi karena keterbatasan alat berat.
Akibatnya, akses transportasi dari dan ke Desa Landau Bara tersendat.
"Akses jalan menuju ke Desa Ungai terganggu dalam kejadian tersebut. tidak ada korban luka maupun korban jiwa. Truk masih belum dievakuasi," kata Bhabinkamtibmas Polsek Kayan Hulu, Brigadir Riduan Andanda Putra kepada Tribun Pontianak, Jumat (13/12/2019).
Ambrolnya jembatan Jampal terjadi Pada hari Senin sekitar pukul 22.00 WIB malam, dimana saat itu mobil truk canter dengan nomor polisi KB 9139 EA yang dikendarai oleh Suprayoto melintas dengan muatan 200 keping papan milik Diman.
"Saat kendaraan tersebut melintas di atas jembatan Jampal tiba-tiba jembatan tersebut roboh dan mobil truk tersebut masuk ke sungai," ujar Riduan.
Mobil truk hingga saat ini belum bisa dievakuasi dan masih berada di dasar sungai.
Hal ini disebabkan karena peralatan yang dipergunakan untuk mengangkat mobil tersebut belum ada.
Bangun Jembatan Darurat
Pasca Jembatan Jempal ambruk dilintasi truk bermuatan 200 keping kayu, warga Desa Landau Bara, Kecamatan Kayan Hulu, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) terpaksa gotong royong membuat jembatan darurat pada Kamis (12/12/2019) kemarin.
Baca: Begini Detik-detik Robohnya Rumah Walet di Pemangkat Sambas yang Tewaskan Dua Orang
Baca: Nyaris Tak Tertolong karena Pendarahan, Wanita Tergolek di Jalanan Terpaksa Ditandu Pakai Sarung
Jembatan penghubung Desa Landau Bara dan Desa Nanga Ungai pada Senin lalu belum diperbaiki.
Mobil truk yang ikut terjun ke dasar sungai juga belum dievakuasi.
Akibatnya, transportasi tersendat.
Kapolsek Kayan Hulu, Iptu Sutrisno mengatakan bahwa Jembatan Jampal ini memiliki panjang sekitar 12 meter dan lebar 4 meter sedangkan bagian jembatan yang ambrol sepanjang 6 meter.
"Pengemudi truk dan pemilik papan sudah kami minta keterangannya. Sedangkan untuk mobil truk hingga saat ini belum bisa dievakuasi dan masih berada di bawah sungai," kata Sutrisno, Jumat (13/12/2019).
Bhabinkamtibmas Polsek Kayan Hulu, Brigadir Riduan Ananda Putra mengatakan jembatan darurat yang dibangun oleh masyarakat hanya bersifat sementara, sampai dengan Jembatan Jempal diperbaiki.
"Jembatan ini dibuat sementara, menggantikan jembatan yang roboh," kata Riduan yang turut membantu membangun jembatan darurat.
Jembatan darurat dibuat sederhana. Hanya dari dua gelondongan kayu yang di atasnya dilapisi papan.
Jembatan darurat hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor.
"Jembatan darurat ini dibuat untuk memudahkan masyarakat beraktivitas sambil menunggu jembatan jampal diperbaiki. Karena jembatan Jampal ini setiap harinya selalu dilintasi masyarakat dan anak sekolah," kata Riduan.
Baca: 5 Fakta Eza Gionino Diancam Penjual Ikan Arwana, Sudah Beri Maaf Tapi Proses Hukum Tetap Berjalan
Baca: Pasutri Jadi Anak Punk di Sintang, Ngamen dari Warkop ke Warkop Raup Rp 300 Ribu per Hari
Brigadir Indra Wahyudin menambahkan, pasca jembatan jempal ambruk, mobilisasi kendaraan roda empat yang akan ke Desa Landau Bara dan Nanga Ungai harus memutar jauh melewati jalan alternatif.
"Untuk roda empat lewat jalan memutar sehingga waktu tempuhnya jauh. Untuk kendaraan roda dua bisa lewat jembatan darurat yang dibuat gotong royong. Untuk perekonomian masyarakat sekitar tidak terlalu terganggu," kata Indra.
"Akses jalan menuju ke Desa Ungai terganggu dalam kejadian tersebut. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa. Truk masih belum dievakuasi," kata Bhabinkamtibmas Polsek Kayan Hulu, Brigadir Riduan Andanda Putra kepada Tribun Pontianak, Jumat (13/12/2019).
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Jembatan Jempal Kayan Hulu Ambruk, Truk Masuk Sungai