Untuk 8 (delapan) burung menggunakan 6 (enam) sangkar, kwitansi itu sekamir 3.531.000 (tiga juta lima ratus tiga puluh satu ribu).
"Khusus bagasi burung aja, karena bagasi pakaian kan gratis, dan untuk surat-surat lain lengkap, karantina kami penuhi, Semua persyaratan kota penuhi, kalau tidak lengkapkan pasti ditahan di bandara, ndak bisa masuk burungnya," jelasnya.
Een mengungkapkan bahwa kedatangan pihaknya pada siang hari ini merupakan lanjutan atas langkahnya pada Selasa (17/12/2019) sesaat setelah tiba ke Pontianak menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Ketika mengecek sangkar burung setelah turun pesawat, ia bersama teman-temannya mendapati 2 sangkar burung telah rusak dan satu di antara burungnya telah hilang.
"Sangkar yang kedapatan rusak itu 2 (dua) tapi yang ilang 1 (satu) burung, yang satunya sangkarnya udah rusak tapi alhamdulillah burungnya masih ada," ungkapnya.
Kerusakan terlihat pada bagian atas sangkar, ada beberapa batang bagian sangkar terlepas dari tempatnya.
Een mengaku burung yang sudah dipeliharanya hampir 4 (empat) tahun itu telah ditawar oleh seseorang senilai Rp 150 juta. Een menolak tawaran itu karena burung kacer itu merupakan kesayangannya.
"Tawaran terakhir seratus lima puluh juta. Kalau kerugian ini tidak bisa di nominalkan, karena ini burung kesayangan, berprestasi lagi," ungkapnya.
Setelah beberapa waktu tidak dapat menemui perwakilan Garuda di Bandara, rombongan Een diarahkan ke Polsek Kawasan Bandara menemui pihak Garuda Indonesia untuk melakukan mediasi.
Een juga akan melaporkan kehilangannya ke Polres kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Hari ini kami sudah di mediasi oleh pihak Polsek Bandara, mediasi dengan pihak Garuda, kemungkinan besar, untuk laporan ke pidananya."
"Kami akan ke Polres Cengkareng, nanti berdasarkan surat hasil pemeriksaan Garuda di Pontianak, bahwa dari hasil pemeriksaan video-video di lokasi setempat memang tidak ditemukan adanya kejanggalan, bahwa kami kehilangan burung, kami minta surat kami dari Garuda untuk dasar kami ke Jakarta," jelasnya.
Een mengaku masih belum puas dengan hasil mediasi karena pihak maskapai Garuda di Pontianak melimpahkan hal tersebut ke Jakarta.
"Dari maskapai Garuda Pontianak, mereka melimpahkan ke Maskapai Garuda Jakarta, karena dari pemikiran mereka kehilangannya dari sana. Jadi nanti nunggu hasil dari sana, tanggapan dari Garuda Jakarta gimana,"ujarnya.