Saat itu, Rahmat sudah berfikir hal negatif mengenai kakak iparnya tersebut.
Pikiran negatif Rahmat menjadi kenyataan, tak lama kemudian ia menemukan potongan paha kiri yang berjarak 50 meter dari pondok.
Tak hanya itu, berjarak sekitar 40 meter dari penemuan potongan tubuh yang pertama, ia kembali menemukan potongan tangan.
Selain itu sekitar 50 meter dari penemuan tangan, kembali ditemukan kerangka kepala.
Namun demikian, bagian badan korban saat ini belum ditemukan dan proses evakuasi sementara waktu dihentikan karena hujan deras.
"Sejauh ini yang belum ditemukan yakni bagian badan, pencarian dihentikan karena hujan deras," ujarnya.
Dugaan kuat Rahmat, Asfani dimakan harimau, karena dia berasumsi melihat tapak harimau di kebun.
"Yang kami yakin itu kakak ipar kami, apalagi ditemukan pakaianya," kata dia.
Korban Sebelumnya
Untuk diketahui, teror harimau di wilayah Sumatera Selatan, utamanya di Pagaralam dan Lahat telah terjadi sedikitnya lima kali dalam kurun satu bulan ini.
Dari beberapa aksi teror harimau tersebut, tiga kasus teror diantaranya berakhir dengan korban tewas.
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya korban tewasnya yakni Mustadi (50), warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muara Enim.
Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau pada Minggu (17/11/2019).
Kemudian korban bernama Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang seusai diterkam harimau ketika berada di kebun di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).