Pada pukul tersebut bus Sriwijaya mengalami kecelakaan yaitu masuk ke dalam jurang di Liku Lematang, Prahu Sipo, Dempo Selatan, Kota Pagaralam.
Kapolres Pagaralam AKBP, Dolly Gumara SIK melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam SH MH membenarkan peristiwa kecelakaan tersebut.
Dugaan sementara kecelakaan bus Sriwijaya terjadi karena mengalami rem blong.
Baca: Baru 7 dari 26 Korban Tewas yang Teridentifikasi, Dua di Antaranya Sopir dan Kernet Bus
Baca: Cerita sebelum Kecelakaan Bus Sriwijaya di Liku Lematang Pagaralam, Sempat Ditabrak Minibus
Dijelaskan oleh Iptu Rizky, sebelum jatuh ke jurang, Bus Sriwijaya terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang.
Hilang kendali, bus tersebut kemudian jatuh ke jurang dengan ketinggian sekitar 80 meter menuju ke aliran Sungai Lematang.
"Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan. Sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," ujar Iptu Rizky.
Dari laporan Basarnas, bus yang berangkat dari Bengkulu menuju Palembang tersebut mengangkut 37 orang penumpang.
Dari jumlah tersebut, 13 orang penumpang selamat dan 24 lainnya meninggal dunia.
Korban selamat dan meninggal dunia telah dilakukan evakuasi di Rumah Sakit Basemah, Kota Pagaralam.
Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Tim rescue Pos SAR, Polres, Satpol PP, BPBD, Tagana, dan masyarakat Kota Pagaralam.
Baru 7 Korban Teridentifikasi
Proses identifikasi korban Bus Sriwijaya yang terjun ke dasar jurang mengalami kesulitan karena dari sejumlah jenazah yang berhasil dievakuasi, hanya empat yang memiliki KTP.
Selebihnya, sulit diidentifikasi. Apalagi, penumpang bus naas ini banyak naik di jalan lantaran data dari loket di Bengkulu penumpang bus berjumlah 27 orang.
Salah satu petugas identifikasi RSUD Besemah mengungkapkan, jenazah korban masuk sejak pukul 12.00 WIB berjumlah tiga orang yakni sopir dan penumpang.