TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Konflik taksi konvensional dan taksi ‘online’ di Kota Batam hingga kini belum juga selesai.
Dilaporkan Tribun Batam, perselisihan kembali terjadi pada hari Kamis 26 Desember 2019 di Nagoya Hill.
Seorang sopir taksi online ditahan oleh para sopir taksi konvensional.
Akibatnya terjadi cekcok diantara mereka.
Rian Ernest, bakal calon Wali Kota Batam Tahun 2020 melalui jalur perseorangan (Independen) menyayangkan sikap pemerintah kota Batam yang selama ini terkesan lepas tangan.
"Kita tak bisa melawan teknologi. Apalagi teknologi yang memang mudah digunakan dan juga murah. Taksi online dan taksi pangkalan harus bisa berdampingan bersama-sama dengan prinsip saling menguntungkan, " kata Rian, Jumat (27/12/2019.
Dia meminta Pemko Batam segera duduk bersama dan berikan ketegasan sikap.
"Apalagi Kota Batam ini adalah kota yang mempunyai KEK berbasis digital. Teknologi dan digitalisasi akan menjadi kunci mendongrak Batam lebih baik lagi menuju Batam Baru," katanya.
“Konflik ini bukan barang baru. Sebulan ke belakang sudah tiga kali baku hantam. Kalau tidak ada ketegasan, bagaimana kita mau jaring wisatawan mancanegara?” dia menambahkan.
Dia mengingatkan secara prinsip sesuai Permenhub 2018, taksi online sudah boleh di perkotaan bahkan sampai bandara dan pelabuhan.
“Wewenang Gubernur untuk taksi online hanya apabila ada wilayah taksi online yang lebih luas dari satu kabupaten/kota. Kan di Batam ini tidak demikian. Artinya Walikota punya peranan dan fungsi besar untuk mengambil sikap," katanya.
Sehingga, menurut Rian, tidak boleh ada kekerasan, dari pihak manapun.
"Tidak ada pembenar apapun untuk kekerasan di tengah bumi madani Batam ini. Mari duduk bersama dan cari solusi dengan prinsip saling menguntungkan, dan jangan biarkan masalah terus berlarut. Stabilitas keamanan akan berpengaruh terhadap laju investasi di kota kita ini," tutup Rian.