TRIBUNNEWS.COM, LAHAT -- Petani di beberapa Kecamatan di Kabupaten Lahat, kian resah dan takut akibat teror harimau yang semakin mengganas.
Setelah tewasnya warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat Suhadi serta tiga orang lainnya, terbaru warga di Kabupaten Muara Enim, Sulistiawati tewas tercabik-cabik saat akan mandi.
Warga kini sama sekali tidak berani menggarap lahan pertanian seperti kopi, mereka khawatir harimau tiba tiba menyerang.
"Warga di Kecamatan Mulak Ulu, khususnya Desa Pajar Bulan saat ini sudah sangat ketakutan.
Jangankan untuk ke kebun kopu yang ada di perbukitan untuk ke kebun kopi dan ke sawah yang tak jauh dari desa saja sudah takut.
Apalagi, setelah ada kejadian di desa kami kembali ada kejadian di Muara Enim yang secara kawasan tak jauh dari Mulak Ulu, " keluh Jevi Pandrio, warga Desa Pajar Bulan Mulak Ulu, Lahat, saat dibincangi, Minggu (29/12/2019).
Baca: Katemin Lolos dari Serangan Harimau, Apa yang Diucapkannya Kala Berhadapan dengan Sang Raja Hutan?
Baca: Polisi Pastikan Bercak Darah di Kebun Kopi Milik Sulistiawati yang Tewas Diterkam Harimau
Baca: Pamit Mandi, Warga Muara Enim Ini Tewas dengan Luka Cakaran dan Gigitan, Diduga Diterkam Harimau
Jevi yang mengaku juga tak berani lagi untuk pergi ke kebun mengatakan kini warga kebingungan dengan adanya teror harimau ini.
Pasalnya, selain tak bisa mengharap lahan pertanian juga warga terancam hilang mata pencaharian terlebih selama ini mayoritas warga hanya mengandalkan lahan pertanian untuk bertahan hidup.
Dia meminta pemerintah bisa memberikan solusi atas keadaan ini dan segera bisa menjamin keamanan petani dari ancaman harimau.
"Warga bingung hendak berbuat apa. Sudah sepekan terakhir ini warga hanya berdiam diri di desa sementara tidak ada yang bisa dikerjakan.
Disisi lain, kebutuhan dalam rumah tangga harus terus dipenuhi,"ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Habir, warga desa Kota Agung, Lahat.
Menurutnya, saat ini perani yang biasanya bermalam di kebun kini sudah pulang semua ke desa, namun kini mereka takut ada serangan harimau.
Tak hanya kebun kopi yang terancam tak terawat tanaman sayur mayur juga terpaksa ditinggalkan.
"Warga diimbau untuk tidak ke kebun dulu tapi warga belum melihat ada perkembangan dari upaya pihak terkait dalam mengatasi teror harimau.
Jika keadaan ini terus terjadi yakinlah perekonomian para petani akan tambah terjepit, "ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Lahat, sendiri telah membentuk Satgas untuk menanggulangi teror harimau.
Bupati Lahat, Cik Ujang, SH, sendiri meminta Satgas segera bisa memecahkan persoalan teror harimau.
Diakui Cik Ujang, jika petani saat ini resah karena tidak bisa lagi pergi ke kebun karena takut ancaman harimau.
Satgas sendiri kini melaksanakan monitoring dan sosialisasi himbauan di dua kecamatan diantaranya Kecamatan Mulak Ulu dan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Kaban Kesbangpol Lahat H.Surya Desman, Kepala DLH Lahat Ir. H.Agus Salman, Perwakilan BKSDA Regional II Lahat Makmum, Perwakilan KPH Semendo Wahyudin.
Pertemuan tersebut membahas tentang sosialisasi dan himbauan pada masyarakat agar waspada jika beraktivitas di luar rumah.
“Kami menghimbau agar warga wasada dengan adanya kehadiran binatang buas ini” jelas Kaban Kesbangpol H. Surya Desman.
Desman melanjutkan, Kegiatan tersebut merupakan langkah awal dibentuknya Satgas Penanganan Harimau yang bertujuan untuk memonitor berbagai informasi dan masukan warga terkait aktivitas Harimau di wilayah tersebut.
Lebih jauh Desman menuturkan, Bupati Lahat Cik Ujang SH menginstruksikan agar Satgas ini dapat segera melakukan aksi dan langkah nyata.
Seperti diketahui, Penyebab kematian Suhadi (50) yang tubuhnya ditemukan dalam kondisi tercecer di dalam kebun di areal Lekung Benuang, Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu,Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, diduga kuat akibat diserang harimau.
Dugaan itu muncul setelah tim forensik Polda Sumatera Selatan melakukan autopsi terhadap potongan jenazah korban, Senin (23/12/2019).
Kapolsek Mulak Ulu Lahat AKP Kasmini Dardah mengatakan, tubuh Suhadi tercabik-cabik karena binatang buas.
Hasil dari pengecekan lokasi kejadian, mereka banyak menemukan jejak kaki harimau di sekitar ceceran tubuh korban ditemukan.
"Ada jejak di sana diduga kuat harimau. Hasil autopsi juga mengarah ke hewan buas," kata Kasmini melalui sambungan telepon.
Kasmini menyebutkan, informasi yang ia dapat, beberapa warga juga mengaku pernah melihat harimau di lokasi kejadian.
Namun, sampai saat ini mereka belum mengetahui siapa warga yang melihat tersebut.
"Kabarnya begitu, tapi tidak tahu siapa yang melihatnya (harimau). Ini kan kabar-kabar saja dari mulut ke mulut,"ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Lahat AKBP Irwansyah menambahkan, hasil autopsi menunjukkan Suhadi tewas karena serangan binatang buas.
Namun, ia belum memastikan jenis bintang buas tersebut.
"Laporan forensik, hasilnya positif karena binatang buas. Tapi tidak diketahui binatang apa," kata Irwansyah.
Saat ini, hasil dari autupso telah diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dilakukan penyelidikan lokasi Suhadi tewas akibat diserang binatang buas.
"Wewenang penyelidikan selanjutnya adalah BKSDA karena korban tewas akibat serangan binatang buas. Informasi dari BKSDA, dugaan kuat jenisnya harimau bukan binatang lain," jelas Kapolres. (Ehdi Amin)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Pergerakan Harimau Masuk Pemukiman Terkam Sulistiawati, Petani Kopi di Lahat Tak Berani Keluar Rumah