TRIBUNNEWS.COM - Beribadah ke Tanah Suci merupakan sebuah hal yang diinginkan oleh masyarakat, terutama umat Islam.
Umumnya, masyarakat pergi ke Tanah Suci memakai moda pesawat terbang karena jaraknya yang terhitung jauh dari Indonesia.
Namun apa yang dilakukan pria ini untuk menuju Tanah Suci sangat berbeda.
Adalah Lilik Gunawan, seorang pria asal Jambi yang menuju Mekkah dan Madinah dengan bersepeda motor.
Anggota DPRD Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi di periode 2014-2019 itu kini telah berhasil sampai di Tanah Suci dengan selamat.
Lilik Gunawan tak sendirian pergi ke Tanah Suci.
Ia ditemani sang buah hati, Balda yang masih berusia 4 tahun.
Dikutip dari tayang KompasTV, motivasi dirinya mengendarai sepeda motor hingga Tanah Suci karena keinginan serta rasa rindunya kepada Rasullah.
Dalam perjalananya menuju Tanah Suci, Lilik Gunawanhanya bermodalkan uang Rp 400 ribu.
Perjalanan yang ditempuh Lilik Gunawan didedikasikan untuk sang ibu tercinta.
Dengan jargon ride for moms, Lilik memiliki misi menemui beberapa tokoh yang bisa membantu dia dan Balda mendapat undangan ibadah haji atau haji furoda untuk sang ibunda.
Menurutnya, ada beberapa tokoh yang bisa memberikan undangan haji furoda, yakni seorang ulama di Banjarmasin, Sultan Brunei, dan Raja Salman.
"Awalnya saya berencana minta penguatan pada mereka agar bisa memudahkan mendapat haji furoda ke Raja Salman."
"Saya dan Balda sudah sampai Banjarmasin, tapi gagal bertemu dengan tokoh tersebut, karena beliau sedang di luar kota," kata Lilik.
"Saya juga sudah sampai di Brunei, tapi juga gagal bertemu Sultan Brunei karena padatnya acara beliau menjelang hari jadi Sultan ke -73."
"Sekarang tinggal raja Salman," ujar dia anggota DPRD dari PKS ini.
Pria yang tinggal di Hitam Ulu Kabupaten Merangin ini meninggalkan rumah sejak 8 Mei 2019 lalu.
Saat awal perjalanan, Lilik bersama anak perempuannya bernama Gadiza.
Sementara Balda baru menemaninya dari Semarang, lalu ke Solo, Magetan, dan Surabaya.
Mereka meyeberang ke Banjarmasin lanjut ke Palangkaraya sampai Pontianak, Singkawang, Sambas, dan masuk Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk di Sambas.
Mulai dari PLBN Biawak di Lundu Serawak Malaysia dan lanjut ke Kuching, Sibu, Bintulu, dan Miri, Lilik mengendarai sepeda motor.
Setelah itu, ia dan anaknya baru masuk ke negara Brunei Darussalam melewati check point di Sungai Tujuh dan masuk Brunei lewat Kuala Belait.
Dikutip dari Tribun Jambi, perjalanan Lilik Gunawan dan Balda merupakan pengalaman pertama.
Selama perjalanan, Lilik sebenarnya tidak mengetahui jalan dan arah menuju Tanah Suci.
Ia hanya mengandalkan GPS.
Dalam perjalanannya, ia sudah melewati delapan negara dengan bersepeda motor.
Meski hanya membawa uang Rp 400 ribu untuk berangkat ke Mekkah, Lilik mengaku, selama di perjalanan dirinya banyak dibantu oleh orang.
Sehingga misinya untuk mencapai Tanah Suci bisa tercapai.
"Rp 400 ribu saya pakai di jalan. Sampai di Solo, hanya tersisa Rp 200 ribu dari uang fitrahnya Balda dan sampai di Surabaya," kata Lilik.
Dalam perjalanan selanjutnya menuju Mekkah dan Madinah, Lilik menyebut banyak mendapatkan bantuan dari orang-orang baik.
Ia kerap diminta untuk tinggal dan beristirahat di rumah penduduk yang dilewati.
Jika tidak ada, Lilik bersama anaknya membangun tenda untuk beristirahat.
Ia mengaku bisa membangun tenda di mana saja, termasuk di hutan, pantai, dan gurun.
"Kalau tidak ada, saya bisa menginap di pantai, di gurun, dan bisa di hutan. Di mana pun saya bisa beristirahat dengan aman," kata Lilik.
Perjalanan Lilik menuju Tanah Suci juga bukan tanpa kendala.
Lilik mengungkapkan kendala utama yang dihadapi adalah bahasa.
Lilik hanya menguasai bahasa Indonesia dan Inggris.
Sementara dalam perjalanannya, ia banyak melewati berbagai negara.
Penduduk-penduduk di negara yang dilewati, tidak semua bisa berbahasa Inggris.
Jadi ketika Lilik butuh bantuan dan bertanya sesuatu, ia menjadi sedikit kesulitan.
Selebihnya, pria 38 tahun ini menyebut perjalanannya ke Tanah Suci berjalan dengan lancar.
Alasan lain yang mendorong Lilik memilih bersepeda motor menuju Tanah Suci, ingin mengumpulkan 1000 pesan cinta untuk sang ibu.
Ia mengaku dengan bersepeda motor dan melewati sejumlah negara, ia bisa dapat bertemu dengan suku Melayu, Sunda, Jawa, Dayak, Tionghoa, dan lainnya.
Sambil berjalan, ia menargetkan mengumpulkan 1.000 pesan cinta untuk ibu yang berisi pandangan setiap orang akan arti seorang ibu.
Selain itu, pesan agar kita selalu menjaga dan mencintai sosok seorang ibu.
"Sekarang sampai di KL (Kuala lumpur) dan sudah 573 pesan cinta kami kumpulkan."
"Akan kami selesaikan di sisa perjalananan ke Arab Saudi dan kembali ke tanah air," kata Lilik dikutip dari Tribun Jambi.
Misi ini juga sebagai bentuk campaign internasional anti kekerasan terhadap ibu di berbagai negara yang dilewati.
Di setiap forum, ia menyampaikan untuk selalu sayangi dan jaga sosok ibu.
Dia menyebut, kisah perjalanan ini nantinya akan dibukukan dan ditargetkan akan dikeluarkan pada akhir tahun ini nanti.
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)