"Chat itu saya balas dengan mengirim foto kunci mobil yang rusak. Sambil bilang, ini lho gara-gara kamu," ujarnya.
Menurut Naziri, pesan balasan itu terkirim, namun tidak dibaca istrinya.
Ia pun tidak menaruh curiga. Saat tiba di rumah, ia meminta anaknya untuk masuk lebih dahulu ke rumah.
Ia juga melihat pintu garasi terbuka selebar tubuh manusia dewasa.
"Belum mati mobil saya, anak saya berlari keluar sambil teriak, Pak, saya tidak berani masuk rumah, rumah kita berantakan, banyak darah di sana," ucapnya.
Mendengar itu, dia pun bergegas masuk rumah dan melihat istrinya telah tergeletak di depan pintu kamar dalam kondisi bersimbah darah.
"Saya tak berani masuk ke dalam, saya langsung beritahu abang saya dan nelepon Kapolsek," ucapnya.
Dilansir dari Tribunpontianak, polisi menemukan sebilah parang saat olah TKP yang dilakukan pada Senin (30/12/2019) siang.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
40 Soal Sumatif Bahasa Indonesia Kelas 4 UTS Semester 1 Kurikulum Merdeka 2023 Lengkap Kunci Jawaban
"Cuma kita belum dapat memastikan apakah parang tersebut alat kejahatan atau bukan," ujar Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Tri Prasetyo.
Selain itu polisi juga menemukan bercak darah yang akan dicocokkan dengan darah korban.
Dari hasil olah TKP, polisi menduga Agustini adalah korban pembunuhan.
"Sejauh ini dugaan kita masih belum bisa menyimpulkan. Tapi yang jelas melihat dari luka dan hasil olah TKP, ini diduga kasus pembunuhan," jelasnya.
Saat olah TKP polisi juga tidak menemukan ponsel milik korban.
Jenazah Agustini disemayamkan di rumah duka di Jalan Bukit Tiga, Gang lereng Bukit.
Wali Kota Berduka
Suasana duka menyelimuti kediaman rumah duka Lurah Sagatani, di Kelurahan Roban Singkawang Tengah, tepatnya di Jalan Bukit Tiga, Gang Lereng Bukit, RT 25 RW 07 Senin (30/12/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Warga dan segenap Aparutur Sipil Negara (ASN) beseragam dinas lengkap tampak memadati kediaman rumah duka yang sudah terpasang tenda.