Laporan Wartawan Tribun Sumsel Arief Basuki Rohekan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Ada dugaan operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan kader PDIP Harun Masiku oleh KPK, terkait proses PAW anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Sumsel dari fraksi PDIP.
Dugaan" Kongkalikong" yang diduga dilakukan Wahyu Setiawan dengan Harun Masiku, untuk menggeser Pergantian Antar Waktu (PAW) Riezky Aprilia dari statusnya sebagai wakil rakyat di Senayan.
Diungkapkan salah satu sumber PDIP di Sumsel, Harun memang calon anggota DPR RI dari Dapil Sumsel I PDIP pada Pemilu 2019.
Namun, saat itu hasil Pemilu, Harun berada diurutan ke 5, setelah alm Nazarudin Kiemas dan Riezky.
"Setahu saya, ia orang Jakarta tapi nyaleg melalui Dapil Sumsel, dan hasilnya ia ada di urutan ke lima," jelas sumber tersebut, Kamis (9/1/2019).
Diungkapkannya, sosok Harun belum banyak diketahui, namun di kalangan pengurus DPP ia cukup dikenal khususnya hubungan tertentu dengan petinggi PDIP.
"Jadi dia itu (Harun) berkabolarasi dengan petinggi partai untuk mencari kesalahan si Riezky," jelasnya.
Diterangkannya, kejanggalan yang ada jika terjadi PAW harusnya pergantian itu bukan diberikan ke Harun, jika memang Riezky melanggar, melainkan peraih suara selanjutnya di bawah Riezky.
"Infonya sudah lama ingin goyang Riezky, tetapi tidak pernah kita gubris, dan ternyata ada kejadian ini," tuturnya.
Ketua DPD PDIP Sumsel Giri Ramanda mengaku belum mengetahui persis kasus tersebut dan belum mau berkomentar banyak soal itu.
"Pak Harun memang caleg Sumsel I kemarin, tapi kita belum komentar dulu dan lapor ke Jakarta (DPP) dulu," tukasnya, seraya menambahkan Harun memang selama ini dikenal dekat orang pengurus pusat.
Sekedar informasi perebutan kursi di DPR RI dari PDIP Dapil Sumsel I bermula dari wafatnya adik mendiang suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas yakni Nazarudin Kiemas.
Nazarudin meninggal pada 26 Maret 2019, sebelum coblosan Pemilu 2019 pada 17 April.