"Jadi Bupati, Wali Kota se Solo Raya lebih mudah dikoordinir oleh Gubernur untuk melakukan percepatan pembangunan," imbuhnya.
"Itu otomatis secara garis besar seperti itu," jelasnya.
Tak hanya itu, adanya Provinsi Solo Raya juga akan memberbesar kesempatan para anak muda yang ingin turut membangun daerahnya melalui jalur politik
"Bahkan masyarakat yang seperti generasi muda ini, kalau nanti jadi tokoh politik otomatis peluang DPR kan bertambah," ujarnya.
"DPR Provinsi tidak hanya berebut ke Jawa Tengah tapi juga ke Solo Raya," imbuhnya.
"Tak hanya DPR, otomatis peluang dalam Gubernur dan Wakil Gubernur, Kepala Dinas - Kepala Dinas provinsinya juga bertambah," jelasnya.
"Itu positif bagi masyarakat," kata Farid.
Sementara itu, dari sisi minusnya, akan ada di Pemerintah Pusat.
Adanya Provinsi baru ini otomatis akan menambah beban negara.
"Negatifnya mungkin lebih ke Pemerintah Nasional," ujar Farid.
"Otomatis nanti anggarannya bertambah, biaya koordinasinya bertambah," imbuhnya.
"Itu yang menjadi menambah beban, dari kacamata beban nasional," jelasnya.
Namun Farid mengungkapkan sebenarnya hal itu tidak akan bermasalah kalau negara ini maju dan makmur.
"Biaya berapapun demi keejahteraan masyarakat kemakmuran wilayahnya," tegasnya.
Farid juga menegaskan sekali lagi, wacana pembentukkan Provinsi Solo Raya secara logika dan teori dapat memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat.
"Ini kan untuk masyrakarat Solo Raya, plus (memiliki dampak positif) otomatis," imbuhnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)