TRIBUNNEWS.COM - Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia mengatakan, pada awalnya ia mempunyai pandangan bahwa tujuan mendirikan keraton hanya untuk seni dan budaya.
Sehingga, Fanni mengaku tidak berandai-andai yang lain setelah berdirinya Keraton Agung Sejagat.
Sebab, menurutnya, latar belakang yang ia miliki memang bidang seni.
"Perspektifku budaya, gelar seni, hanya itu, jadi enggak berandai-andai yang lainnya," ujar Fanni Aminadia, dikutip dari YouTube metrotvnews, Rabu (22/1/2020).
"Saya background-nya itu, ya saya berpikiran se-simple itu sebenarnya," ungkapnya.
Ia mengatakan, pada awalnya hanya melakukan kirab di sekeliling lokasi Keraton Agung Sejagat.
Lalu, menurut Fanni, ada yang mengusulkan untuk menaiki kuda.
"Kirab awalnya keliling di sekitar kita, ada yang nyeletuk 'seru ya bun kalau pakai kuda', cuma se-simple itu, tidak ada wacana deklarasi," kata dia.
Ditanya mengenai komunikasinya dengan Totok Santoso Hadiningrat atau raja Keraton Agung Sejagat, ia mengaku tetap jalin komunikasi seperti biasa, namun sekarang terbatas.
"Saya komunikasi biasa dengan Mas Totok, tapi terbatas," ungkapnya, dikutip dari YouTube metrotvnews, Rabu (22/1/2020).
Mengenai kasusnya yang berjalan saat ini, Fanni akan menyerahkannya pada proses hukum.
"Saya percaya yang terbaik akan tetap baik, jadi saya hargai proses hukum yang berjalan," imbuhnya.
Ia mengaku telah menerima sanksi sosial dari masyarakat.
"Pelajaran bagi saya, hukum sosial sudah saya terima," ujarnya.
Fanni ingin setelah proses hukumnya selesai, ia bisa kembali menjalani kehidupannya bersama keluarga.
"Saya pengin hidup normal dengan anak-anak saya, saya kembali usaha, balik ke kehidupan yang saya dulu," kata dia.
Sehingga, ia meminta untuk tidak lagi dihakimi.
"Saya mohon tidak dihakimi dulu, kita lihat prosesnya," imbuh Fanni Aminadia.
Enggan Banyak Komentar
Sebelumnya, Fanni Aminadia enggan buka suara terkait bagaimana dirinya bisa mendirikan keraton tersebut.
Namun, ia menyampaikan permintaan maaf atas keraton yang ia dirikan di Kabupaten Purworejo.
Sehingga, Fanni Aminadia mengatakan, dirinya akan diam dulu untuk sementara ini.
"Saya lebih baik diam untuk sementara waktu, saya hanya bisa menyampaikan maaf, karena berita di Purworejo itu akhirnya beritanya berkembang," ujar Fanni Aminadia, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).
Selanjutnya, Fanni menegaskan, dirinya tidak mungkin berkhianat kepada Indonesia dengan mendirikan Keraton Agung Sejagat.
Ia juga mengatakan, tetap menjadikan Pancasila sebagai ideologinya.
"Saya tidak mungkin mengkhianati merah putih dan ideologi saya Pancasila," ungkap Fanni Aminadia.
Ia menyebut, berita yang sebelumnya beredar, itu merupakan kesalahpahaman.
"Ini semua faktor berita dan kesalahpahaman yang kemudian beritanya menjadi liar dan meresahkan masyarakat," jelasnya.
Fanni juga mengatakan, dirinya telah menerima hukuman sosial dari masyarakat.
Sehingga, ia saat ini akan fokus pada proses hukum kasusnya yang saat ini tengah berjalan.
"Hukum sosial sudah saya terima, dan saat ini saya mematuhi proses hukum," ungkap dia.
Ia mengungkapkan, keluarganya menjadi korban, dan usaha angkringannya telah ditutup oleh warga sekitar.
"Biarkan proses hukum itu berjalan dulu, keluarga saya sudah menjadi korban, dibully bahkan, anak saya juga tidak mau sekolah, usaha saya ditutup warga," ungkap Fanni.
Dalam acara tersebut, mantan ratu Keraton Agung Sejagat itu juga mengatakan, dirinya lahir di Yogyakarta.
(Tribunnews.com/Nuryanti)