TRIBUNNEWS.COM - Kesuksesan Arya Permana menurunkan berat badannya hingga 110 kilogram menarik perhatian masyarakat.
Kabar terbaru Arya itu muncul dalam unggahan Instagram pribadi binaragawan Indonesia, Ade Rai pada Minggu (19/1/2020) lalu.
Ade Rai pun mengaku senang melihat buah kerja keras Arya selama ini.
Seperti yang diketahui, Arya pernah mengalami kelebihan berat badan.
Bahkan, dilansir dari Wartakotalive.com, Arya pernah menjadi bocah terberat sedunia dengan berat badan 190 kg atau setara 6 anak seusianya pada saat berusia 10 tahun.
Perjalanan Arya menurunkan berat badannya tak lepas dari peran Ade Rai.
Meskipun, menurut Ade Rai, ia tak berperan sebagai coach fitness Arya, pria berdarah Bali itu mengaku telah mendampingi Arya selama tiga tahun untuk memberinya motivasi menjalani hidup sehat.
"Saya sudah 3 tahun yang lalu mengajak Arya untuk menjalani pola hidup yang sehat."
"Seperti kurangi makan dan perbanyak untuk bergerak (berolahraga)," ujar Ade Rai kepada Tribunnews.com, Rabu (22/1/2020).
Tak hanya itu, Ade Rai pun mengajari ibunda Arya untuk memasak makanan sehat.
Menurut Ade Rai, siapapun yang ingin memiliki pola hidup sehat harus memperhatikan makanan yang dikonsumsinya.
"Mulut kita adalah sumber kesehatan dan kesakitan, jadi perlu dijaga makanan apa yang kita makan melalui mulut kita," terangnya.
Menganggap Sebagai Adik
Mendampingi Arya sejak tiga tahun silam, Ade Rai mengaku telah menganggap Arya sebagai adiknya sendiri.
Sebagai orang yang melihat langsung perkembangan Arya, Ade pun mengaku senang.
Ia menuturkan, kemajuan Arya dalam menurunkan berat badannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan hingga diri Arya sendiri.
"Kemajuan Arya ini banyak faktor yang mempengaruhi, seperti dukungan dari orangtua, keluarga, teman-teman dan dari medis dimana Arya pernah menjalani operasi penyempitan lambung," ungkap Ade Rai.
Menurut Ade Rai, Arya sangat baik dalam berolahraga.
Arya mampu melakukan 10 jenis gerakan setiap kali latihan.
Ia menambahkan, Arya juga melakukan aktivitas umum seperti kebanyakan anak kecil lainnya.
"Dia beberapa kali seminggu mengikuti basket, kadang-kadang ikut main bola."
"Kadang-kadang ada dumbel dirumah yang dulu latian dumbel hanya satu atau dua kilo. Sekarang jadi keringanan dan perlu dumbel baru," kata Ade Rai.
Meskipun kini berat badan Arya telah menyusut, Ade Rai berharap Arya dapat menjaga komposisi tubuhnya lebih baik lagi.
"Sekarang tinggal bagaimana menjaga supaya komposisi tubuhnya bisa lebih baik lagi," tutur Ade Rai.
"Masih belum ideal, jadi pelan-pelan kedepan masih lebih bagus lagi," sambungnya.
Semangat Arya Menurunkan Berat Badan
Ade Rai menuturkan, Arya mengaku siap untuk melakukan aktivitas yang bisa menurunkan berat badannya.
Seperti berolahraga bola atau basket dan juga sering melakukan latihan menggunakan dumbel.
"Dia juga menginginkan kurus. Akhirnya dia mulai mengurangi gula dan pola makannya lebih baik," kata Ade Rai.
"Pada dasarnya anaknya suka berolahraga, karena itu berat badannya menjadi turun," sambungnya.
Sementara itu, Ade Rai mengaku jarak tempat tinggalnya dengan Arya menjadi tantangan tersendiri selama latihan.
Pasalnya, saat ini ia tinggal di Bandung sedangkan Arya di Karawang.
Namun, Ade Rai tak kehabisan cara untuk dapat terus mendampingi sosok yang sudah ia anggap adik itu.
Ade Rai mengatakan, ia selalu memantau keadaan Arya melalui pesan teks Whatsapp dengan orangtua Arya.
"Kalau Arya ke Bandung latihannya di tempat saya. Saya kasih alat-alat juga supaya dia bisa latihan dirumah," ungkap Ade Rai.
"Saya juga koordinasikan selalu dengan orangtuanya karena Arya ini kan anak kecil. Kalau disuruh latihan menggunakan alat barangkali tidak paham," tambahnya.
Ditangani 13 dokter
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, jumlah dokter yang menangani Arya pun tidak tanggung-tanggung.
Diketahui, Arya ditangani 13 dokter spesialis, yang terdiri atas spesialis gizi, spesialis anak, tumbuh kembang, kejiwaan, dan ortopedi.
Kepala tim dokter yang menangani Arya, dr. Julistyo TB Djaisn SpA(K), sempat mengatakan pasien tidak memiliki komplikasi penyakit.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan lab dan fisik.
Sebelum Arya mendapatkan penanganan medis, sang ayah menceritakan anaknya bisa makan empat kali sehari.
Selain itu, Arya juga seringkali mengkonsumsi mie instan.
Arya semakin merasa tak nyaman ketika mulai kesulitan tidur.
Untuk mengatasinya, Arya kerap kali meminum minuman kemasan rasa jeruk.
Bahkan dalam kurun waktu 24 jam, Arya bisa minum hingga 20 gelas.
Jika keinginannya tidak dipenuhi, Arya Permana akan menangis hingga berguling-guling.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Maliana/Facundo Chrysnha Pradipha) (Wartakotalive.com/Suprapto)