News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penemuan Mayat

Sosok Mayat dalam Koper di Bogor Masih Misteri, Bukti Baru Ada Jas dari Italia dengan Bunga di Kiri

Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sketsa wajah mayat dalam koper di Bogor

TRIBUNNEWS.COM - Sampai dengan saat ini sosok mayat pria dalam koper yang ditemukan di Kampung Teluk Waru, Desa Curug Bitung, Kabupaten Bogor pada Minggu (10/11/2019) identitasnya belum terungkap.

Bahkan hingga hampir dua bulan, tidak ada laporan dari pihak keluarga.

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan pihak keluarga korban diduga pembunuhan itu dapat dijadikan data antemortem (sebelum kematian).

Sehingga dapat menjadi pembanding untuk identifikasi mayat.

Baca: Anak Pejabat Tarakan Kuliah di Hubei, Nasibnya Sempat Terlunta karena Wabah Virus Corona

Baca: Eksistensi Sunda Empire Bikin Heboh, Kepada Keluarga Nasri Banks Bilang Enggak Ada yang Salah

"Sampai sekarang jasadnya masih ada di Instalasi forensik RS Polri Kramat Jati. Belum teridentifikasi karena tidak ada data pembanding," ujarnya, dilansir dari TribunJakarta.com, Sabtu (26/1/2020).

Selain itu kondisi jasad yang diduga dibunuh 5 hari sebelum ditemukan sudah mebusuk, jadi semakin sulit diidentifikasi.

Satu-satunya cara identifikasi lewat prosedur Disaster Victims Identification (DVI) yang digunakan dalam kasus kecelakaan.

Yakni dengan membandingkan data posmortem (setelah kematian) korban dengan antemortem pihak keluarga inti hingga cocok.

Sejak 28 November 2019 lalu Polres Bogor sudah merilis sketsa mayat yang pada bagian kepala dan wajahnya ditemukan tanda penganiayaan.

Tak bisa diidentifikasi

Koper yang digunakan pelaku untuk menyimpan jasad korban (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy) ()

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan identifikasi korban menggunakan sidik jari tak bisa dilakukan karena jasad membusuk.

"Memang identifikasi paling cepat menggunakan sidik jari, itu pun kalau korban sudah melakukan perekaman e-KTP. Tapi ini tidak bisa karena jasad sudah membusuk," kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Rabu (13/11/2019).

Dalam prosedur Disaster Victims Identification (DVI) yang digunakan untuk mengidentifikasi korban, terdapat tiga parameter.

Namun karena identifikasi lewat sidik jari tak bisa dilakukan, parameter yang tersisa hanya dua yakni lewat gigi dan DNA.

"Yang bisa kami lakukan adalah pemeriksaan gigi gerigi, sudah dikerjakan. Pengambilan sampel DNA juga sudah," ujarnya.

Edy menuturkan identifikasi lewat gigi dan DNA terkendala ketiadaan pihak keluarga korban yang melapor ke RS Polri.

Tanpa pihak keluarga inti, Tim DVI tak memiliki data pembanding antemortem (sebelum kematian) dalam mengidentifikasi.

Tim DVI kini berupaya membuat rekonstruksi wajah korban menggunakan foto x-ray agar bisa dikenali pihak keluarga dan kerabat.

"Hari ini kita fokus rekonstruksi wajah untuk penyebaran untuk penyebaran informasi ke masyarakat. Mudah-mudahan hasil rekonstruksinya cepat keluar," tuturnya.

Rilis sketsa wajah korban

Satreskrim Kepolisian Resor Bogor merilis sketsa wajah mayat dalam koper yang ditemukan di atas jurang hutan pinus, Kampung Teluk Waru, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, di Mapolres Bogor Cibinong, Kamis (28/11/2019).(KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN) ()

Satreskrim Polres Bogor telah merilis sketsa wajah mayat dalam koper di Bogor yang diduga korban pembunuhan, Kamis (28/11/2019).

Identitas korban sulit diungkap karena saat ditemukan tubuh korban sudah hancur, termasuk sidik jari.

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, sketsa wajah mayat dalam koper sudah disebar ke antar Polda dan Polres termasuk instansi lainnya.

"Kami juga sudah lakukan koordinasi antar lintas baik jajaran Polda, Polres termasuk intansi-instansi terkait mulai dari Disdukcapil," kata Benny Cahyadi dalam jumpa pers di Mapolres Bogor, Kamis (28/11/2019).

Satreskrim Kepolisian Resor Bogor menduga mayat tersebut merupakan warga negara asing (WNA).

Dilansir dari Kompas.com, Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Benny Cahyadi mengatakan, postur tubuh mayat tersebut terlihat berbeda daripada postur tubuh rata-rata orang Indonesia.

"Dari postur memang bukan kaya kita (Indonesia), tapi tinggi besar dan tidak menutup kemungkinan bahwa korban merupakan warga negara asing," kata Benny di Mapolres Bogor, Kamis (28/11/2019).

Adapun ciri-ciri pada sketsa yang terlihat seorang pria berusia 40 tahun, tinggi badan sekitar 183 sentimeter, berhidung besar, muka berbentuk oval, rambut pendek berwarna hitam, mata sedikit sipit dan berdaun telinga besar.

Sementara untuk warna kulit korban, Benny mengakui ada kesulitan untuk menentukan.

Penyebabnya karena kulit ari sudah copot semua sehingga polisi mengalami hambatan dalam mencari sidik jari ditambah tak ada satu pun identitas yang melekat.

Hasil sketsa wajah mayat dalam koper yang dibuat oleh para ahli dengan keakurasian sekitar 80 persen mendekati wajah asli.

Sejauh ini lanjut Benny, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengenai informasi WNA yang hilang, untuk mencocokkan ciri-ciri mayat.

Bukti baru

Tim penyidik menemukan barang bukti baru di lokasi temuan mayat dalam koper tersebut.

Yakni, jas berwana hitam dengan merek Linea Esse Made In Italy yang di bagian kirinya terdapat bunga.

Sementara itu berdasarkan hasil visum yang telah dilakukan oleh pihak RS Polri Soekanto, terdapat luka bekas pukulan benda tumpul pada bagian belakang kepala.

Selain itu Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Benny Cahyadi melanjutkan ada juga terdapat luka bekas sekapan pada bagian mulut.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribunjakarta.com/Bima Putra) (Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini