Laporan Wartawan Tribun Pontianak Dhita Mutiasari
TRIBUNNEWS.COM, MEMPAWAH - Kisah Warga Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Norjani meninggal dunia setelah dua kali dipatok King Cobra, Sabtu (25/1/2020) lalu menghebohkan publik.
Nyawa Norjani tidak tertolong meski sempat mendapat penanganan medis,
Suasana duka masih menyelimuti kediaman Norjani pasca 3 hari meninggal dunia akibat insiden di patok ular.
Jajaran Polres Mempawah baru saja menyambangi pihak keluarga Norjanidi Dusun 1 Pak Utan Rt 002 Rw 001 Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (28/1/2020) malam.
Kapolres Mempawah AKBP Tulus Sinaga melalui Kasat Sabhara Polres Mempawah, Iptu Gatot menuturkan pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian Norjani yang dikenal warga sekitar sebagai Pawang Ular.
"Kita ikut bela sungkawa dengan pihak keluarga korban, kita dalam rangka patroli berkah, jadi kita mengunjungi warga yang mengunjungi kita,"ujarnya kepada TribunPontianak.co.id Rabu (29/1/2020).
Baca: Atraksi Tangkap King Cobra Mengamuk, Patuk di Kening dan Tangan Pawang Ular, Ini Kejadi Sebenarnya
Baca: Meninggal setelah Digigit King Kobra 5 Meter Berkali-kali, Pawang Ular Ini Sempat Tolak Diobati
Baca: Pawang Ular Tewas Setelah Keningnya Digigit Kobra 5 Meter, Awalnya Tertawa dan Tak Mau Diobati
Kedatangan pihak aparat ini juga rangkaian dari program Patroli Berkah untuk memberikan semangat dan pemahaman bagi keluarga yang ditinggalkan Norjani.
"Intinya mereka sudah memahami bahwa kejadian tersebut merupakan kehendak Yang Maha Kuasa,"ujarnya
Ia mengatakan Norjani tewas akibat gigitan ular Kobra yang baru ditemui warga pada hari yang sama saat kejadian.
Sementara beberapa hari sebelumnya, Norjani juga menemukan ular Kobra lain yang sempat disimpannya di kediamannya.
"Menurut keluarganya, Norjani awalnya mendapatkan ular sekitar semingguan apakah laki-laki atau perempuan, kemudian itu ular baru dapat,"ujarnya.
Ia mengatakan ular tersebut ditemukan tak jauh dari rumahnya.
Bahkan dikatakan saat kejadian, Norjani bukanlah melakukan atraksi seperti yang viral disangkakan melainkan hal tersebut adalah cara ia untuk menaklukkan sang ular.
"Itu merupakan cara dia menundukkan ular tersebut karena baru ditemukan," katanya.
Saat King Kobra ditemukan awalnya oleh warga, lantas kemudian Norjani yang baru saja bangun tidur bergegas di tempat ditemukan King Kobra oleh warga.
"Ia pun lantas bergegas, dicarilah ular tersebut dan dapat. Kemudian menurut warga itu adalah cara dia menundukkannya," ujarnya.
Pihak keluarga lantas menyayangkan komentar negatif orang-orang yang banyak membully hingga menyalahkan Norjani dalam saat menangani sang King Kobra.
"Sebetulnya keluarga tidak terima jika dibilang macam-macam, padahal korban saat itu menolong warga,"ujarnya.
Untuk itu, pihak keluarga meminta masyarakat menghentikan komentar dan anggapan negatif atas insiden yang menimpa Norjani.
Penjelasan Ketua Badan Pemusyawaratan Desa Pak Utan
Terkait aksi yang dilakukan Norjani di depan banyak orang, serupa dengan fakta baru yang diungkap Ketua Badan Pemusyawaratan Desa Pak Utan, Udin Marsius.
Menurutnya, apa yang dilakukan Norjani dengan melilitkan king kobra di badannya bukanlah untuk atraksi.
Hal itu ritual yang dilakukan Norjani untuk menjinakkan ular.
Udin Marsius menjelaskan, alasan Norjani melakukan ritual itu di halaman terbuka dan disaksikan sejumlah masyarakat karena di tempat itulah ular king kobra sepanjang lima meter itu ditemukan.
"Jadi kami mohon, anggapan bahwa itu atraksi dicabut. Saya hanya ingin meluruskan," harap Udin, Selasa (28/1/2020).
Udin mengenang Norjani sebagai sosok yang dihormati di kampung.
"Pak Norjani itu warga yang berjasa bagi kampung, khususnya di Desa Pak Utan ini," ujar Udin.
Keluarga Norjani akhirnya membunuh ular king kobra yang menewaskan dukun kampung sekaligus pawang ular itu.
Hal tersebut disampaikan Kapolsek Toho, Iptu Dede Hasanuddin.
"(ularnya) sudah dibunuh sama keluarganya," kata Kapolsek Toho Iptu Dede Hasanuddin, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Dede menerangkan, berdasarkan keterangan keluarga, ular itu sebelumnya ditemukan oleh korban.
"Korban itu biasa pelihara binatang, termasuk ular kobra," ujar Dede.
Selain sebagai pawang ular, di Desa Pak Utan, Norjani dikenal pula sebagai dukun kampung atau biasa mengobati warga-warga sakit dengan teknik tradisional.
"Ya memang pandai mengobati orang dengan teknik tradisional atau dikenal sebagai dukun kampung," ungkap Dede.
Kepala Desa Pak Utan, Samuel menyampaikan, King Kobra yang digunakan korban untuk atraksi ternyata baru ditemukan, Sabtu (25/1/2020) atau di hari pertama imlek.
"Kurang lebih seminggu sebelum kejadian, dia ini sudah ada tangkap ular cobra juga tapi tidak sebesar yang hari pertama imlek itu," ujarnya.
"Nah yang kedua ini dia tangkap pas hari pertama imlek, dan memang dibawa untuk atraksi," jelasnya.
Selama ini, korban memang sering menangkap hewan liar seperti ular dan sudah beberapa kali melakukan antraksi.
Semasa hidupnya, Norjani memang dikenal sebagai seorang pawang ular.
Atraksi yang dilakukannya di depan banyak orang, bukanlah yang pertama kali.
"Biasanya bisa ular ini dihabiskan dulu ke dalam gelas seperti ular yang pertama dan kemudian dilepas untuk atraksi," kata Kepala Desa.
Sementara pada kejadian korban dipatok ular pada hari pertama imlek hingga meninggal dunia, menurut Samuel mungkin dikarenakan bisa ular belum terkuras habis.
"Untuk ular yang kedua ini bisanya belum habis terkuras mungkin. Baru satu gigi saja yang dihabiskan sementara dari gigi yang satunya belum," ujarnya.
"Karena mungkin dia merasa sudah habis bisanya kemudian dilepas untuk atraksi dan dipatoklah di bagian kepala dan bagian tubuh lainnya," kata Samuel.
Datang Tergesa-gesa
Kepala Desa Pak Utan, Samuel menceritakan, setelah dipatok King Kobra, korban bersama keluarganya datang tergesa-gesa menemuinya.
"Jadi korban ini datang bersama keluarga tergesa-gesa mendatangi saya karena di patok ular pada hari sabtu sekitar jam enam sore (18.00) WIB," ujarnya, Senin (27/1/2020).
Dirinya kemudian membawa korban ke susteran di Menjalin menggunakan ambulan desa.
Setelah dilakukan penanganan optimal, korban tetap tidak tertolong.
"Kurang lebih jam setengah tujuh (18.30 WIB) tiba di susteran setelah ditangani seoptimal mungkin, tapi sudah tidak bisa ditangani," ungkapnya.
"Kemudian untuk memastikan kami bawa ke rumah sakit di Menjalin dan dinyatakan meninggal dunia," jelasnya.
Menurut Kades, Norjani tinggal bersama anak-anaknya. Sementara istrinya sudah meninggal dunia.
Sehari-hari, Norjani bekerja sebagai peladang.
"Istrinya sudah meninggal dan dia ini ada buat pondok-pondok di gunung tempat dia menoreh getah dan berladang. Biasanya juga dia tangkap ular dan disimpan di pondoknya tersebut," kata Samuel.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul UPDATE Pawang Ular yang Tewas Dipatok King Kobra, Pihak Keluarga Minta Hentikan Komentar Negatif