News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Persepi Pertanyakan Metodologi Survei ADRC

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Prof. Hamdi Muluk.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini Lembaga Survei Aksara Data Research Center (ADRC) merilis hasil survei mereka tentang Elektabilitas Calon Gubernur Jambi.

Dari hasil tersebut menempatkan Walikota Jambi Syarif Fasha di posisi pertama.

Namun hasil survei tersebut menjadi pertanyaan publik.

Survei yang dilakukan 16 November 2019 -10 Januari 2020 itu tidak menyebutkan jumlah sampel yang digunakan.

Metode yang dipakai juga dipertanyakan.

Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Prof. Hamdi Muluk menyebut bahwa Lembaga Aksara Data Research Center (ADRC) tidak terdaftar.

Saat ini ada 37 lembaga survei publik yang tergabung dalam Persepi.

Dalam list yang dikirim Prof. Hamdi Muluk memang tidak ada lembaga ADRC.

"Ya (tidak terdaftar)," kata Hamdi Muluk saat dihubungi, Jum'at, (31/1/2020).

Ia menyampaikan, menjelang pemilu atau pilkada memang lembaga survei akan menjamur.

Hal tersebut memang terjadi karena ada pihak yang diuntungkan.

"Makanya itu (lembaga survei) musiman, dadakan, memanfaatkan situasi aja. Mumpung ada pilkada. Tapi itu enggak benarlah, kita harus mencegah itulah," lanjut Hamdi Muluk.

Dalam survei, Prof Hamdi mengatakan metodologi harus jelas dan dipublikasi. Kalau tidak dipublikasi pasti tidak bisa dipercaya.

"Gak bisa dipercayalah, kan itu kalau standar lembaga survei, semua metode itu harus tinggi. Berapa responden, bagaimana cara mengambilnya? Bagaimana kerangka sampling nya? Bagaimana kontrol mutunya?" ucap Prof. Hamdi

"Bagaimana melatih interviewer-nya? Enabulatornya? Semua itu harus jelas. Engga ada yang engga jelas, kalau engga jelas, ada dua kemungkinan itu; dia engga bikin, atau dia ngarang-ngarang aja gitu," lanjutnya.

Hamdi menyebut, tugas Persepi ialah mengontrol itu semua agar dijalankan. Kalau tidak trdaftar susah mengontrol dan memastikan semua berjalan.

"Makanya lembaga survei yang engga tergabung di Persepi memang susah karena tidak bisa kita didik, kita kontrol mutunya, itu gunanya Persepi itu dibikin," ujar Prof. Hamdi.

Hamdi mengimbau masyarakat untuk menghiraukan hasil lembaga survei yang tidak jelas.

Dan lebih berpedoman kepada lembaga yang lebih kredibel.

"Kalau lembaga itu tidak dipercaya, engga usah dipercaya," tutur Prof. Hamdi.

Baca: Pilkada Serentak Digelar 23 September 2020: Ini Syarat, Tahapan, Masa Kerja, dan Gaji PPK/PPS

Dikutip dari Tribun Jambi, ADRC melakukan survei pada 20 tokoh yang namanya pernah digadangkan untuk Pilkada Gubernur Jambi.

Sebuah lembaga riset yang bernama ADRC melakukan survei terhadap 20 nama tokoh.

Nama tokoh-tokoh tersebut dimasukan setelah ADRC melakukan perekaman informasi yang berkembang di masyarakat.

"Nama-nama ini kami saring dari informasi yang kami kumpulkan di masyarakat," ucap Dr Sofyan, anggota peneliti ADRC, Kamis (30/1/2020).

Survei sendiri untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas ke 20 tokoh tersebut. Dimana akhirnya, ADRC menemukan nama enam tokoh yang angkanya di atas 4 persen.

Keenam tokoh tersebut antara lain, Sy Fasha, Hasan Basri Agus (HBA), Al Haris, Cek Endra, Fachrori Umar dan Asyafri Jaya Bakri (AJB).

"Ini hasil survei kami yang dilakukan secara online dengan jumlah responden sebanyak 3.276 orang yang tersebar se Provinsi Jambi," kata Sofyan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini