TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sempat heboh perihal isu dua rumah sakit umum daerah (RSUD) terbesar di Kalbar merawat pasien yang terjangkit virus corona.
RSUD Abdul Azis Singkawang yang diserang isu hoaks tengah merawat pasien virus corona.
Sebelumnya, RSUD Soedarso Pontianak juga telah mendapat isu hoaks serupa.
Hoaks RSUD Soedarso menangani pasien virus corona sebelumnya pernah di muat akun instagram TKP Pontianak.
Akun ini membuat postingan foto gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soedarso Pontianak.
Dalam foto itu, diberi tuliasan bahwa: Geger!!!!! Baru datang dari Malaysia seorang pasien meninggal mendadak diduga terkena virus corona.
"Ini masih DI DUGA ya gesss , blm fix !! Kejadian tadi malam, semoga berite ini tidak benar. Tp kite semue harus waspada, agar virus ini tidak menyebar di kote kite," tulis akun @tkp_pontianak.
Baca: Indonesia Cemas Virus Corona, Menkes Terawan Ulas Area Karantina: Sudah Kita Pikirkan yang Terbaik
Baca: Tak Hanya Jemput WNI, Indonesia Juga Sediakan Masker dan Alkes untuk Pemerintah China
Baca: Solusi Menkes Terawan Atasi WNI Positif Virus Corona: Sakit Ya di Rumah Sakit, Sehat di Rumah Sehat
Akun tersebut juga menuliskan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) ada di RSUD dr Soedarso Pontianak. "Info via sopir travel bandara," tulisnya.
Setelah dilakukan penelusuran oleh tim peneliti Hoax Crisis Centre (HCC) Kalbar, ditemukan bahwa informasi yang diposting akun IG @tkp_pontianak itu tidak ada kaitannya dengan virus corona.
"Kami menemukan bantahan dari Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, yang menegaskan bahwa informasi yang disebar tentang warga Malaysia meninggal di RSUD dr Soedarso karena virus corona adalah hoaks," tegas Reinardo Sinaga, Ketua Umum HCC Kalbar, Minggu (26/1/2020) lalu.
Saran Tangkal Hoaks
Pria yang akrab disapa Edo ini mengatakan, fenomena virus corona memang membuat jagat media sosial berkecamuk.
"Masyarakat diharapkan cerdas memilah informasi yang dipilih. Ikuti apa yang disampaikan oleh pihak yang berwenang yakni Dinas Kesehatan, bukan dengan berlindung dengan kata diduga," tegas Edo.
Karena, sambung Edo, baru-baru ini ada akun media sosial yang membuat postingan diduga ada virus corona yang diderita oleh pasien di RSUD dr Soedarso.
"Secara linguistik itu benar, bahwa menggunakan diksi diduga. Namun hal ini membuat setiap orang was-was. Apalagi hal ini sudah dibantah oleh Kadinkes Kalbar," ujar pria yang aktif di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ini.
Baca: VIDEO Momen Haru Doa Bersama Tim Evakuasi WNI sebelum Terjun Langsung Hadapi Virus Corona di Wuhan
Baca: Sadar Hadapi Situasi Tak Normal, Menlu Perketat Rangkaian Protokol Kesehatan bagi WNI di Wuhan
Baca: Kemenhub Kawal Keamanan Pesawat A330 Batik Air yang Evakuasi WNI dari Wuhan
Dengan demikian, postingan akun IG @tkp_pontianak itu, kata Edo, masuk dalam kategori misleading content atau konten yang mnyesatkan.
"Dimana konten tersebut bisa mengarah kepada tafsir yang salah dan bisa mengecoh atau menggiring opini para pembaca. Ada kesan framing di sini. Informasi yang diterima admin akun itu dari sopir bandara. Benarkah yang meninggal mendadak itu warga Malaysia? Kan belum ada keterangan dari pihak yang berwewenang," terangnya.
Maka dari itu, Edo menyarankan masyarakat selalu melihat media massa yang jelas dan terverifikasi, bukan percaya media sosial.
"Karena hasil pekerjaan jurnalistik sudah terukur dan juga bisa dipercaya. Kemudian, tanggapan ahli linguistik mengenai yang saya tanya mengenai informasi yang dibuat akun itu, disebut presumption of guilt. Smoke is smoke, not fire. But for other people, smoke means fire," ujar Edo.
Saat ini, postingan tersebut di akun @tkp_pontianak sudah dihapus. Buntut dari adanya pihak yang meluruskan informasi tersebut. Namun, beberapa tangkapan layar sudah beredar ke beberapa pengguna internet.
Hoaks di Singkawang
Hoaks serupa juga beredar kabar melalui aplikasi pesan WhatsApp adanya satu orang pasien positif suspek corona dari Puskesmas Singkawang Selatan yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang.
Informasi yang beredar tersebut dibantah Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Ruchanihadi.
"Saat ini saya dr Didi dari Abdul Aziz menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada menerima, apalagi sampai merawat pasien corona virus di RSUD dr Abdul Aziz," katanya saat dikonfirmasi via telpon, Sabtu (1/2/2020).
Hingga saat ini pihak rumah sakit juga belum ada menerima baik pasien yang datang sendiri maupun melalui rujukan.
Pihak rumah sakit membuat edaran tentang penggunaan alat pelindung diri berupa masker mulai Sabtu (1/2/2020).
Edaran diberikan kepada internal sebagai perlindungan diri karena sebagai tenaga medis selalu bertemu pasien secara umum.
"Itu tidak ada kaitannya dengan merawat pasien corona atau tidak," ungkapnya.
Ia mengimbau agar bijak untuk menggunakan media sosial dan mencari informasi mengenai kebenaran informasi yang diterima serta jangan langsung menyebarluaskan.
"Menjaga kesehatan, cuci tangan agar tidak terjangkit penyakit apa pun," imbaunya.
Beberapa waktu terakhir beredar kabar adanya pasien Virus Corona yang dirawat di RSUD Abdul Azis Singkawang.
Kabar itu tersebar di media sosial Facebook maupun layanan chat Whats App.
Dalam pesan yang tersebar di grup-grup WhatsApp dinyatakan bahwa saat ini sudah ada pasien corona di RSUD Abdul Azis.
Masih dalam pesan berbentuk capture dari sebuah chat itu, disampaikan juga bahwa pasien tersebut merupakan rujukan dari Puskesmas Singkawang Selatan.
Saat ini, pasien tengah dibawa menuju RSUD Abdul Azis untuk penanganan lebih lanjut.
Dari perawat RS Abdul Azis langsung, disarankan keluar rumah untuk selalu menggunakan masker. Sebab, di skw udah ade satu “suspect” corona. Pasien di puskesmas selatan, dan mau dirujuk ke RS Abdul Azis. Semoga selalu di dalam lindungan Allah swt.
Demikian satu di antara pesan yang tersebar di grup WhatsApp.
Pesan lainnya, juga tersebar dalam grup-grup Facebook.
Dalam postingan satu akun, informasi itu menyatakan adanya pasien positif corona di Singkawang.
Pasien itu merupakan tenaga kerja asing yang berasal dari Wuhan, China dan saat ini sedang bekerja di PLTU Batu Payung.
Terkait kabar ini, Tribun mencoba melakukan pengecekan langsung ke Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang , dr Barita P Ompusunggu.
Barita menegaskan, bahwa kabar yang tersebar itu tidak benar alias hoaks.
"Saya mau meluruskan rumor yang beredar se-Indonesia barusan, bahwa RS Abdul Aziz sedang merawat pasien suspek nCoV.
Itu HOAX. Yang benar, sampai detik ini RS Abdul Aziz belum menerima atau merawat pasien dengan suspek nCoV," ungkap Barita meneruskan informasi dari pihak RSUD Abdul Azis.
Menurut Barita, memang ada pasien yang dirujuk dari dari Puskesmas Singkawang Selatan.
Namun tidak ada kaitan dengan virus corona. Bahkan suspectpun bukan.
"Tolong diluruskan ya," ungkap Barita.
Tak Perlu Panik
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang, dr Barita sebelumnya mengatakan keberadaan virus corona sejak dulu sudah ada.
Namun yang saat ini adalah virus jenis baru yang menyebabkan infeksi saluran nafas bagian atas.
"Tanda-tandanya bisa mulai dari demam, batuk pilek dan juga sesak nafas," katanya, Selasa (28/1/2020).
Kota Singkawang katanya tidak perlu panik karena ini bukanlah kejadian yang pertama.
Dulu sudah ada kejadian flu burung, SARS dan lain-lain yang kurang lebih sama saja.
Kesiapsiagaan Kota Singkawang sendiri sudah cukup untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ini.
Peralatan dan ruang isolasi telah ada dimiliki jika ada kasusnya.
Dinas Kesehatan sudah melakukan langkah antisipasi dan menyiapkan jalur-jalur yang akan dilalui jika terjadi di Kota Singkawang dan tidak disamakan pintu masuknya dengan pasien biasa jika ada yang dicurigai.
"Tetapi tidak perlu dikhawatirkan karena penularannya kan tidak mudah, tidak seperti yang kita bayangkan di media sosial," tutur Barita..
Kota Singkawang juga sudah terjaring mulai dari Kota Pontianak, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Sanggau sehingga sampainya mereka ke Kota Singkawang sudah terseleksi dan tidak perlu khawatir.
Masyarakat juga bisa mencegah dengan mengenakan masker saat keluar dari rumah. Karena kemungkinan besar penularannya dari saluran nafas walaupun bisa menular melalui kelenjar hidung, mata, tetapi penularan paling mudah itu melalui saluran nafas.
Kemudian jangan sekali-kali begitu bersentuhan dengan orang yang dicurigai langsung mengusap mata dan hidung.
"Cuci tangan minimal 20 detik setiap kita ingin memegang mata dan hidung atau mau makan," pesannya. (Tribun Pontianak/Haryanto)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul HEBOH Hoaks Pasien Virus Corona di RSUD Soedarso & Singkawang, HCC Pernah Sarankan Ini Tangkal Isu