Kemudian, ketika sudah mendapatkan peserta dengan janji-janji manis tersebut, peserta ini kemudian mencari peserta lagi dan begitu seterusnya.
"Intinya masyarakat jangan cepat terpengaruh dengan isu-isu yang menyesatkan. Salah satu contohnya ini. Jangan sampai hal ini dialami oleh banyak warga, sehingga kami imbau agar masyarakat tetap waspada," tegasnya.
Sebelumnya, program yang disebut bernama Noto Rogo atau menata diri muncul di wilayah Kabupaten Tabanan tepatnya di Banjar Sari, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
Program ini menawarkan investasi yang melimpah.
Baca: Patuh Diminta Lepaskan Perhiasan, Korban Ungkap Ciri-ciri Pelaku Tunggal Penipuan Massal di Bekasi
Di mana warga yang mengikuti program ini cukup menyetorkan uang senilai Rp 1 Juta dijanjikan dapat mencairkan yang Rp 1 Miliar dengan waktu tak menentu.
Bahkan, di Tabanan dikabarkan sudah ada puluhan orang yang mengikutinya, namun belum bisa dipastikan sudah menyetor uang atau belum.
Menurut informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, sedikitnya sudah ada 40 orang warga di Kabupaten Tabanan yang mengikuti pertemuan di rumah salah satu penduduk di Banjar Sari, Desa Bajera, Senin (27/1/2020) lalu.
Namun kegiatan yang dilakukan tak diketahui pasti, sebab warga yang mengikuti program ini enggan buka mulut terkait hal tersebut.
Anehnya, kegiatan program Noto Rogo ini digelar secara sembunyi-sembunyi tanpa pengetahuan aparat desa setempat.
Bahkan pihak desa pun sudah sempat terjun dan berniat menggali informasi ini.
Namun warga yang mengikuti kegiatan ini masih "tutup mulut".
"Informasinya sudah ada sekitar 40 orang yang ikut program ini, tapi belum pasti sudah menyetor yang atau belum," ungkap salah sumber, Minggu (2/2/2020).
Dia melanjutkan, informasi yang berhasil digali di lapangan, para pengikut program ini diiming-imingi akan mendapat Rp 1 Miliar dengan waktu pencairan tak menentu jika menyetor uang Rp 1 Juta di awal.
Bahkan, jika keluar dari kepesertaan program ini, warga tersebut diintimidasi akan mengalami tuli, buta, hingga lumpuh.
"Warga yang ikut bukan hanya dari Bajera saja, tapi juga tersebar di beberapa wilayah seperti dari Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, dan wilayah lainnya di Tabanan," katanya.