Dia mengatakan, sebagai tukang becak tradisional sangat setuju dengan penerapan semi pedestrian ini.
Hal ini selain suasana Malioboro tidak padat kendaraan dan pejalan kaki nyaman, juga tidak panas.
"Emisi dari gas buang kendaraan pun akan berkurang. Malioboro jadi enak dan santai, becak dan andong juga punya harapan," ujarnya.
Dia pun mendukung setiap kebijakan yang diberlakukan dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek.
Ngadino juga mengatakan jika uji coba semi pedestrian ini juga memberikan pengemudi becak dan andong untuk tetap bisa mengais rezeki.
Malioboro Steril dari Kendaraan Bermotor
Bagi Sugeng Raharjo, salah satu kusir andong yang kerap mangkal di Malioboro, pelaksanaan uji coba semi pedestrian ini memang tidak memberikan dampak signifikan.
Hal ini terbukti dari pagi hingga sekitar pukul 13.30 siang dia belum mendapatkan penumpang.
"Sebenarnya sama saja, tetapi memang lebih leluasa karena tidak banyak kendaraan bermotor di Malioboro," ujarnya.
Untuk rezeki yang didapatkan, karena bukan liburan maka hasilnya pun tidak terlalu signifikan.
Tak jarang, warga Jalan Wonosari, Bantul ini pulang tanpa membawa sepeser rupiah.
Kendati ongkos operasional untuk kudanya mencapai Rp 100 ribu.
"Sering pulang tanpa bawa uang, tetapi tidak masalah rezeki ada yang mengatur. Kadang harus merogoh uang sendiri buat operasional," jelasnya.
Dia mengatakan, jika memang kebijakan pemerintah akan memberlakukan Malioboro bebas kendaraan, maka pihaknya akan mendukung langkah tersebut.