Fadjri menyebut, pihak hotel punya prosedur yang baku dan bisa saja berubah-ubah, tapi tidak terlalu banyak.
Sehingga, semua kegiatan yang digelar di hotelnya, harus mempunyai izin terlebih dulu.
Setelah peristiwa penggerebekan yang terjadi di hotelnya itu, ke depannya pihak manajemen akan berhati-hati.
"Pada saat check in dan reservasi, nama dan KTP sudah diambil."
"Untuk WNA, pasport kita minta. Semua dokumen tentang pribadi kita miliki."
"Selebihnya wewenang dia untuk menggunakan kamar tersebut dan sudah masuk ke ranah privasi," jelasnya.
Andre Rosiade Akui Siapkan Kamar
Diberitakan sebelumnya, Andre mengatakan, upaya untuk mengungkap adanya prostitusi online di Padang itu, karena adanya keresahan di masyarakat.
Ia menyebut, ada laporan dari warga Padang bahwa ada prostitusi dengan menggunakan aplikasi online.
Sehingga, dirinya menindaklanjuti laporan tersebut dengan melaporkan ke Polda Sumatera Barat.
"Setelah tim Polda Sumbar datang, kemudian diperlihatkan aplikasi online itu ke polisi. Polisi tentu ingin bukti dan warga tersebut bersedia untuk membuktikannya," ujar Andre Rosiade, dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
Dalam upaya pengungkapan tersebut, warga yang lapor kepada Andre tersebut kemudian memesan PSK melalui aplikasi MiChat.
Lalu, Andre Rosiade memesan sebuah kamar hotel untuk melancarkan proses pemesanan PSK itu.
Ia mengatakan, kamar hotel tersebut merupakan kamar yang sudah dipesan oleh ajudannya.