Namun mereka menolak. Alasannya, zaman sudah modern, dan mereka malu memakai cuping telinga panjang.
"Saya suka bujuk cucu tapi mereka enggak mau bikin. Bilangnya, sudah modern," kata Kristina. Bukan hanya perempuan, laki-laki juga sebenarnya punya tradisi cuping telinga panjang.
Hanya, cuping telinga laki-laki tak sepanjang perempuan. "Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.
Kepunahan tradisi ini bukan hanya karena ditinggalkan perempuan generasi milenial. Tapi juga kampanye tim kesehatan di kecamatan dan kelurahan setempat yang menyebutkan bahwa memakai banyak anting di cuping tidak bagus untuk kesehatan.
Pada tahun 1980-an, Kristina dan Tipung pernah diminta mantri untuk memotong telinga panjang karena alasan kesehatan dan memudahkan beraktivitas.
Tapi saat itu, keduanya menolak tawaran itu. Di Kampung Long Isun, hanya kedua perempuan Dayak ini yang masih mempertahankan tradisi cuping panjang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulĀ Mulai Punah, Tradisi Kuping Panjang Simbol Kecantikan Perempuan Dayak