Nanti pasal berapa yang disangkakan akan disampaikan kembali. Karena ini masih dalam proses pemeriksaan," ungkapnya.
Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang - Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.
Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.
Saat awak Tribun Medan menyambangi TKP guna mencari tahu cerita selengkapnya, Sabtu (8/2/2020) siang, pihak keluarga memilih menutup diri.
Ketika istri Torang, Pinta Uli boru Sihite, akan mulai bercerita kepada Tribun Medan, seorang pemuda bertato di lengan tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan.
Ia mengaku anak kandung Torang.
Ia menolak kasus ini diberitakan, diduga malu.
Ia juga berdalih, tak terima pemberitaan yang menyebut, Torang dan anaknya terlibat persaingan bisnis jual-beli durian dan persaingan itu kemudian memicu ketidakharmonisan keduanya.
"Di berita, dibilang bapakku ini mati gara-gara durian.
Setelah ini, akan kami korek itu semua.
Kami enggak mau terima wartawan sekarang, karena kami lagi berduka," tutur pemuda bertato itu.
Keluarga Tak Terima Torang Pane Disebut Tewas karena Durian
Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang-Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.
Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.
Torang Pane (50) tewas di tangan anak kandungnya, Gunawan Sucipto Pane (26). Punggung dan kepala Torang ditebas Gunawan pakai pisau besar.