News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panen Durian Berakhir Tragis,Torang Tewas Bersimbah Darah Ditebas Anak, Ini Pangkal Masalahnya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, DAIRI -- Keributan berujung pembacokan, terjadi di Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) dini hari.

Gunawan Sucipto Pane, nekat habisi nyawa sang ayah, Torang Pane, dengan benda tajam.

Humas Polres Dairi Ipda Doni Saleh mengatakan, Doni menerangkan bahwa kejadian berawal saat tersangka Gunawan tengah menghitung hasil panen durian ibunya diteras rumah pada Jumat (7/2/2020) malam.

"Namun korban tiba-tiba datang melarang tersangka untuk menghitung dan berbisnis di rumahnya," terang Doni, Sabtu (8/2/2020).

Gunawan pun bertanya mengapa sang ayah mengusirnya.

Namun tindakan ia tidak digubris, Torang malah menyuruh istrinya Pinta Uli Sihite yang saat itu menemani tersangka untuk mengambil pakaian ke dalam rumah.

Kemudian korban masuk kembali ke dalam rumah.

Tak lama berselang, korban kembali datang dari samping rumah dan kemudian melempar pelaku dengan menggunakan batu.

"Tak hanya itu, korban juga berteriak sambil mengancam akan membunuh pelaku jika tidak segera pergi," ungkap Doni.

Diduga tidak terima lantaran mendapatkan perlakuan dari sang ayah, Gunawan kemudian mengambil sebuah parang dari laci mobilnya dan kemudian mengejar Torang Pane.

Melihat kemarahan sang anak, Torang Pane pun berusaha melarikan diri dari amukan anaknya.

Namun, ia terjatuh di halaman rumahnya.

"Saat itu, tersangka kemudian membacok punggung sebelah kanan sebanyak sekali dan kepala sebelah kanan bagian belakang sebanyak dua kali," kata Doni.

Ibunya, Pinta Uli, berusaha meredakan amukan Gunawan.

Sementara Torang Pane diamankan oleh warga di rumah tetangganya yang selanjutnya dilarikan ke RSUD Sidikalang.

"Namun sebelum sampai sampai ke rumah sakit, nyawa korban tidak tertolong lagi," ucapnya.

Doni menerangkan bahwa saat ini tersangka Gunawan Sucipto Pane berikut dengan barang bukti sudah diamankan di Polres Dairi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Torang Pane yang Dibunuh Anaknya di Dairi Sudah Sering Bertengkar

Pertengkaran antara anak dan ayah berujung kematian terjadi di Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi pada Sabtu (8/2/2020) dinihari.

Keributan berawal saat Gunawan Sucipto Pane yang merupakan anak korban, sedang menghitung buah durian di halaman rumah.

Torang Pane (ayah pelaku) melempar batu ke arah Gunawan.

Gunawan pun mengejar Torang lalu menghabisi nyawa ayahnya itu di depan keluarganya sendiri.

Gunawan dikabarkan menghabisi nyawa ayahnya dengan menggunakan benda tajam yang dihantamkan ke bagian kepala korban.

Terkait keributan ayah dan anak tersebut, Kapolres Dairi, AKBP Leonardo menuturkan bahwa keributan sebelumnya juga sering terjadi.

"Sebelumnya mereka sudah ribut kian.

Hingga terakhir keributan pada Sabtu dinihari yang berujung kematian," katanya saat dikonfirmasi Tribun Medan.

Dalam hal ini, polisi yang berhasil mengamankan pelaku masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Semua masih dalam pemeriksaan.

Nanti pasal berapa yang disangkakan akan disampaikan kembali. Karena ini masih dalam proses pemeriksaan," ungkapnya.
Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang - Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.

Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.

Saat awak Tribun Medan menyambangi TKP guna mencari tahu cerita selengkapnya, Sabtu (8/2/2020) siang, pihak keluarga memilih menutup diri.

Ketika istri Torang, Pinta Uli boru Sihite, akan mulai bercerita kepada Tribun Medan, seorang pemuda bertato di lengan tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan.

Ia mengaku anak kandung Torang.

Ia menolak kasus ini diberitakan, diduga malu.

Ia juga berdalih, tak terima pemberitaan yang menyebut, Torang dan anaknya terlibat persaingan bisnis jual-beli durian dan persaingan itu kemudian memicu ketidakharmonisan keduanya.

"Di berita, dibilang bapakku ini mati gara-gara durian.

Setelah ini, akan kami korek itu semua.

Kami enggak mau terima wartawan sekarang, karena kami lagi berduka," tutur pemuda bertato itu.

Keluarga Tak Terima Torang Pane Disebut Tewas karena Durian

Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang-Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.

Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.

Torang Pane (50) tewas di tangan anak kandungnya, Gunawan Sucipto Pane (26). Punggung dan kepala Torang ditebas Gunawan pakai pisau besar.

Pembunuhan ini terjadi di areal rumah/rumah duka, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Saat awak Tribun Medan menyambangi TKP guna mencari tahu cerita selengkapnya, Sabtu (8/2/2020) siang, pihak keluarga memilih menutup diri.

Ketika istri Torang, Pinta Uli boru Sihite, akan mulai bercerita kepada Tribun Medan, seorang pemuda bertato di lengan tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan. Ia mengaku anak kandung Torang.

Ia menolak kasus ini diberitakan, diduga malu. Ia juga berdalih, tak terima pemberitaan yang menyebut, Torang dan anaknya terlibat persaingan bisnis jual-beli durian dan persaingan itu kemudian memicu ketidakharmonisan keduanya.

"Di berita, dibilang bapakku ini mati gara-gara durian. Setelah ini, akan kami korek itu semua. Kami enggak mau terima wartawan sekarang, karena kami lagi berduka," tutur pemuda bertato itu.

Kapolsek Parongil Iptu Maruli Tambunan mengungkapkan, Gunawan Pane sudah ditangkap dan kini masih diperiksa.

"Kasus ini ditangani Polsek Parongil. Pelaku dan saksi-saksi saat ini masih di Unit Res, masih diambil keterangannya," tutur Maruli kepada Tribun Medan, Sabtu (8/2/2020) siang.

Kejadian ini, kata Maruli, bermula ketika Gunawan Pane menggelar durian di halaman rumah ayahnya, Desa Lae Parira, untuk dijual kepada tauke. Durian mesti digelar guna penyortiran.

Melihat halaman rumahnya penuh, Torang Pane gusar dan menegur anaknya dengan kata-kata yang agak kasar.

"Dibilang bapaknya, 'Jangan kau bikin bisnismu di rumah ini!'. Si anak heran, lalu menjawab: 'Apanya maksudmu, pak?'," beber Maruli.

Sejurus kemudian, Torang Pane berjalan ke arah samping rumah untuk mengambil batu dan melemparkan batu itu ke Gunawan Pane.

"Korban melempar batu ke anaknya, lalu bilang, 'Masih di sini kau, Babi? Pergi kau! Harus kumatikan kau!," beber Maruli lagi.

Kalap, Gunawan bangkit dari jongkoknya dan bergegas menuju mobilnya untuk mengambil pisau. Setelah itu, Gunawan menghampiri ayahnya dan menebas punggung ayahnya sekali.

Tak puas, Gunawan lanjut menebas kepala ayahnya dua kali. Istri Torang sekaligus ibu Gunawan kemudian melerai pembantaian itu.

Melihat ayahnya tersungkur, Gunawan lari ke rumah tetangga. Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada Polsek Parongil dan berupaya memberi pertolongan pertama kepada Torang.

Di perjalanan menuju rumah sakit, Torang mengembuskan nafas terakhirnya.

"Pisau yang dipakai pelaku berukuran panjang sekitar 25 cm, lebar 4 cm," ungkap Maruli.

Maruli menambahkan, jenazah Torang sudah divisum dan kasus ini masih diselidiki. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Panen Durian Berujung Malapetaka, Torang Pane Dibunuh Anak Kandungnya yang Tersinggung Dilempar Batu,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini