News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta Lengkap Pembunuhan Gara-Gara Pelaku Dipanggil Gendut, Rencanakan Membunuh Seminggu Sebelumnya

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembunuh dan pembakar wanita di Banyuwangi

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Warga Dusun Kedawung Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi heboh  penemuan mayat perempuan yang hangus terbakar.

Rosidah (18) yang tewas dibunuh dibakar oleh teman kerjanya, Ali Heri Sanjaya.

Pelaku mengaku sakit hati karena sering dirundung korban dengan panggilan "gendut".

Berikut faktanya :

1. Ditumpuk jerami

Dilansir dari Kompas TV, Syakoni saksi yang pertama kali menemukan mayat Rosidah awalnya curiga ketika melihat kaki kanan di tumpukan jerami dan terlihat ada percikan api di tumpukan jerami.

"Ini kakinya orang. Tubuhnya melepuh. Terus saya lapor," katanya.

2. Korban dan pelaku berkepribadian bertolak belakang

Rekan kerja di rumah makan Rosidah adalah seorang pramusaji di salah satu warung makan di Kota Banyuwang.

Korban dan pelaku bekerja di warung makan milik Sutrisno.

Menurut keterangan kerabat dan pemilik warung makan, korban dan pelaku memiliki kepribadian yang bertolak belakang.

Rosidah adalah sosok yang periang dan ceplas ceplos, sementara pelaku Ali Heri Sanjaya sosok yang pendiam.

Korban Rosidah sering bercanda dan memanggil Ali dengan sebutan gendut atau boboho.

"Rosidah itu anaknya lucu dan ceplas ceplos. Jadi karena anak seusia gitu enggak mikir risiko. Tingkahnya lucu anak itu. Kalo Ali sehari-harinya sering di dalam kamar. Istrinya yang kerja di sini Kalo pagi Ali sesekali bantu nyapu halaman bantu," kata Sutrisno pemilik warung makan dilansir dari Kompas TV.

3. Korban pernah diingatkan rekannya 

Hal tersebut diperkuat oleh keterangan Shella rekan sekerja Rosidah dan Ali Heri Sanjaya.

Ia mengatakan pernah mengingatkan agar Rosidah tidak memanggil Ali dengan sebutan gendut.

"Emang dia gitu. Kalo ngomong enggak ada saring-saringannya. Memang sering guyon setiap hari. Periang dia. Kalo mas Ali diam," katanya.

Sella juga mendengar Rosida pernah berkata ke Ali agar jangan makan terus karena sudah gendut dan nanti akan seperti boboho.

"Ali diam saja mungkin tersinggung dan enggak ketawa," katanya. 

4. Dipicu rasa sakit hati 

Berdasarkan keterangan polisi, pembunuhan bermula dari rasa sakit hati yang dipendam oleh pelaku karena sering dirundung oleh korban.

Ali Sanjaya kemudian merencanakan pembunuhan.

Tanggal 24 Januari 2020, pelaku meminta korban untuk diantarkan ke rumahnya.

Keduanya berboncengan menggunakan motor milik korban.

Tiba di lokasi kejadian, pelaku yang turun lebih dahulu langsung memukul korban hingga tewas.

5. Bakar tubuh korban untuk hilangkan jejak

Untuk menghilangkan jejak, pelaku kemudian membakar korban.

Lalu ia pergi membawa ponsel dan motor milik korban.

Motor dan ponsel tersebut kemudian dijual ke Situbondo seharga Rp 4 juta.

Sedangkan ponsel korban dijual seharga Rp 1,2 juta.

6. Belikan baju usai jual motor dan ponsel korban

Pelaku sempat menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli baju istrinya.

Sementara sisanya digunakan untuk menebus motornya yang telah digadaikan.

Sebelum berhasil ditangkap oleh polisi, pelaku sempat sembunyi di salah satu hotel.

7. Tewas sebelum dibakar

Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Arman Asmara Syarifuddin menegaskan korban meninggal bukan karena dibakar tapi dibunuh lebih dahulu oleh pelaku.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa tidak ada bekas asap di tenggorokan korban.

"Korban meninggal dunia karena ada tekanan di leher sebelah kiri. Yang pasti korban kekurangan oksigen. Dan tidak benar korban meniggal karena terbakar," jelas Arman.

Dugaan awalnya ada empat tersangka namun setelah dikerucutkan oleh polisi, diketahui bahwa korban dibunuh oleh Ali Heri Sanjaya, rekan kerjanya di warung makan.

8. Direncanakan seminggu sebelumnya

Arman mengatakan pelaku sudah merencanakan seminggu sebelum pembunuhan dilakukan.

Baru kenal kurang dari sebulan Ali Heri Sanjaya mengaku belum sebulan mengenal korban Rosidah.

9. Sering dipanggil boboho, gendut dan sumo

Saat di warung makan, Ali mengaku tidak ikut melayani pembeli.

Ia membantu untuk membuka warung saat pagi hari dan bersih-bersih warung.

Setelah pekerjaanya selesai, ia kembali ke belakang warung untuk tidur.

Selama kenal di warung makan, menurut Ali Heri Sanjaya, Rosidah beberapa kali mengolok-olok dirinya.

"Setiap saya ambil minum ke depan, di hadapan banyak orang, dia mengatakan awas ada sumo. Kan saya malu. Engga jadi ambil minum ke belakang lagi. Besoknya manggil boboho, gendut gitu. Sering itu. Itu bikin saya sakit hati," katanya.

Ali mengaku sudah berencana untuk membunuh Rosida karena sakit hati.

"Setelah membunuh, mungkin kalo tidak jerami saya tidak akan membakar. Saya bakar karena ada jerami dan untuk menghilangkan jejak. Itu saja," katanya.

10. Bom waktu

Betty Kumala Febriawati, psikolog RSUD Blambangan mengatakan pembunuhan yang dilakukan Ali Heri adalah bom waktu yang meledak karena ia lama menahan rasa sakit hati.

Hal tersebut membuat Ali Heri agresif hingga melakukan kekerasan fisik.

"Mengolok atau menghina seseorang entah itu tujuannya bercanda,adalah perilaku bullying. Itu bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang," jelas Betty.

Jika tidak mengontrol emosi, menurut Betty, maka korban perundungan bisa melakukan perilaku agresif.

"Perilaku agresif ini ada agresif kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan kekerasan seksual. Membunuh ini salah satu perilaku kekerasan fisik," jelasnya.

"Jika tidak terkontrol maka muncullah emosi seperti itu," katanya. (kompas tv/rahmawati)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perundungan Berujung Maut, Gara-gara Panggilan Gendut"

>
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini