"Sehingga kami dari tim, itu justru menjadi kendala dan hambatan tersendiri dalam penyelamatan buaya berkalung ban," ujarnya.
4. Faktor cuaca dan angin
Selain itu, ada juga faktor cuaca angin dan arus air kencang yang menghambat kerja petugas.
Belum lagi ditambah dengan adanya ombak yang cukup besar di sekitar muara Sungai Palu tempat bersembunyi buaya berkalung ban.
Haruna menjelaskan, pemberhentian upaya pencarian dan penyelamatan itu dilakukan hingga cuaca normal serta buaya yang menjadi target bisa muncul seperti sebelumnya.
"Hari ini, buaya berkalung ban hanya menampakkan kepalanya dan sesekali kembali ke dalam air, sementara yang menampakkan diri untuk berjemur hanya buaya lainnya yang tidak menjadi target." ungkap Haruna.
Kendala tersebut dan sejumlah kendala lainnya, membuat BKSDA Sulteng menghentikan sementara upaya penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu mulai Sabtu (8/2/2020) sore.
Hentikan sementara pencarian
Kata Haruna, dihentikan sementara proses penyelamatan buaya berkalung ban itu dikarenakan masa akhir pekan.
Meski dilakukan pemberhentian sementara, tetapi pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap pergerakan buaya berkalung ban tersebut.
"Kami akan terus melakukan pemantauan baik di siang ataupun di malam hari, serta melakukan survey jumlah buaya yang berada di sungai Palu ini," terangnya.
Untuk strategi penyelamatan buaya berkalung ban itu, pihaknya yakin tetap bisa menangkap buaya berkalung ban itu dengan menggunakan tombak harpun dan jaring.
Libatkan pemerhati buaya
Ahli sekaligus pemerhati buaya asal Negara Australia Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson, akhirnya bergabung dengan tim penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu.