Ia berencana melaksanakan pernikahan pada April dan sudah menyetorkan uang Rp 15 juta pada 'HL'.
Akhirnya, ST terpaksa hanya akan melaksanakan pernikahan secara sederhana di rumah lantaran menjadi korban dari 'HL'.
"Keluarga belum tahu saya sudah bayar Rp 15,5 juta, paling mentoknya di rumah akad saja, enggak jadi di gedung, secara sederhana saja," ujar ST ditemui saat berkumpul bersama korban lainnya di kawasan BTN Gadung Permadi, Sabtu (15/2/2020) sore.
ST mengaku sudah tak percaya dengan janji-janji dari Binjuw.
Saat acara lamaran, Binjuw bahkan tak menepati janjinya untuk mengirimkan dekorasi.
Pada H-2 acara lamaran ST, Binjuw beralasan mengalami keguguran.
ST akhirnya terpaksa mencari penyedia dekorasi lain untuk lamarannya.
"Saya mau menikah April, saya takut disalahin keluarga, cobaan jelang pernikahan terberat ini bagi saya," ujarnya sambil berlinangan air mata.
Sejumlah korban WO tersebut bahkan sampai membuat grup korban.
Mereka mulai berani bicara terang-terangan ke media setelah melihat kasus di Depok (WO Pandamanda, red.).
Para korban, dikatakan Gelar, menanti iktikad baik dari Binjuw.
Adapun pemegang akun wedding organizer, 'Binjuw' berpenampilan cantik dengan Instagram story yang meyakinkan mengenai beragam dekorasi dan seputar pernikahan.
"Di Cianjur korban sudah sampai 20 orang, rata-raya tertipu sekitar Rp 20 juta sampai ada yang Rp 120 juta, kami sudah sempat mendatangi pihak kepolisian, awalnya di Cianjur, pindah ke Bandung, lalu ke Jakarta katanya," ujar Gelar.
Sementara itu, ON (24) calon mempelai pria yang juga korban WO 'HL", sempat mendatangi rumah Binjuw.
Namun, ia tak menemukan perempuan tersebut.
Sampai suatu ketika ON mendengar Binjuw terendus berada di sebuah pom bensin.