Kepala Desa Jenilu, Daniel Robert Vatika Nofak, menyebut sebanyak 16 kepala keluarga (KK) di desa setempat berada dalam radius 200 meter dari lokasi penyimpanan bom yang ditemukan warga, Jumat (14/2).
Kepada 16 keluarga dimaksud diimbau agar tetap waspada dan jangan mendekati lokasi penyimpanan bom yang sudah dipasang garis polisi.
Menyikapi imbuan Wakapolres Belu, Kompol Herman Bessie, agar warga sekitar lokasi penyimpanan bom mengungsi sementara, Daniel mengatakan, demi menjaga keselamatan diri, warga seharusnya mengungsi. Namun, warga tidak mengungsi lebih jauh dari lokasi.
Terkait dengan penanganan terhadap bom tersebut, Polres Belu telah melapor ke Polda NTT dan sementara menunggu Tim Gegana Satuan Brimob Polda NTT dari Kupang untuk mengamankan dan menindaklanjutinya.
7. Bom terpedo lautÂ
Terpisah, Dandim 1605 Belu, Letkol (Inf) Ari Dwi Nugroho, mengatakan, sesuai pengamatan TNI, benda tersebut diduga bahan peledak besar seperti torpedo laut.
"Sesuai yang kami lihat, mungkin torpedo laut. Kami TNI Angkatan Darat hanya mengetahui bahan peledak sampai pada jenis granat. Yang pastinya bisa tanya di Pos Angkatan Laut," ungkap Ari Nugroho.
8. Sempat Dipahat karena dikira berisi emas
Kepala Desa Jenilu, Daniel Robert Vatika Nofak, mengakui warganya yang menemukan bom, Berta Sila, mengira benda aneh yang dilihatnya itu besi tua.
Berta mendekat dan mengamati benda tersebut.
Karena tidak tahu persis benda tersebut dan dikira benda itu birii harta karun seperti emas, Berta Sila pulang ke rumahnya dan menceritakan hal itu kepada keluarganya.
Keesokan harinya, Sabtu (15/2), Berta Sila bersama beberapa tetangga berangkat lagi ke lokasi menggali sekitar lima meter.
Setelah berhasil menggali, mereka membawa benda itu ke rumah.
Sampai di rumah, Berta Sila yang tidak tahu persis benda tersebut, berusaha memahat di bagian samping.