Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM - Penyiar radio, YP (24) sekaligus korban kekerasan mantan pacar mengaku melakukan beberapa pengorbanan ketika masih menjalin hubungan pacaran dengan AM (24).
Berjalan kaki dari rumahnya yang berada di daerah Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, ke tempat kerjanya menjadi satu di antara banyak pengorbanan yang dilakukan YP.
Kondisi tersebut dirasakan YP saat awal berpacaran dengan AM.
"Jadi pertama itu, setelah beberapa bulan jalan dan dia tidak punya motor, pakailah motorku untuk kerja setiap hari," aku YP kepada TribunSolo.com, Kamis (20/2/2020).
"Aku bahkan dari rumah sampai ke kantor jalan kaki, sempat orangtua tanya, motormu dimana, terus aku jawab dipakai AM," imbuhnya membeberkan.
Seiring berjalannya waktu, AM kemudian mengambil kredit sepeda motor dan ibu YP yang menjadi penjaminnya.
Baca: Kekerasan pada Hewan yang Buat Heboh, Kucing Dicekoki Ciu dan Terbaru Kucing Dipukul hingga Tewas
"Ambil kredit sepeda motor dan yang jadi penjamin ibuku, yang membantu menurunkan itu ibuku sampai dia bisa kredit motor," tutur YP.
YP mengaku AM jarang mendatangi rumahnya, semisalkan datang itu pun karena diminta olehnya.
"Datang ke rumah juga kadang-kadang, jika aku minta, waktu aku kerja MC dia aku minta datang ke rumah untuk antar aku, dia datang,
"Kalau tidak ya terkadang datang karena mau minta uang," akunya.
YP mengungkapkan ada sisi baik AM yang bisa membuatnya luluh.
Meski, ia kerap mendapatkan perlakuan kasar dari AM.
"Dia pernah berkorban menemani aku kerja MC ke luar kota, tepatnya di Semarang dan dia sampai mengambil cuti kerja," kata dia.
"Kemanapun saya kerja MC, dia selalu menemani, baiknya dia itu di situ, tapi main tangan itu lho yang tidak bisa diterima," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, AM, terancam kasus pidana, setelah dilaporkan pacarnya, YP (24), atas tindakan penganiayaan.
Baca: 4 Aksi Kekerasan di Sekolah: Siswa di Malang Harus Diamputasi hingga Siswi Disabilitas Dipukuli
YP, yang bekerja sebagai seorang penyiar radio, menceritakan kisahnya ini kepada TribunSolo.com.
Penganiayaan tersebut terjadi di kos AM yang berada di daerah Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, sekira bulan November 2019.
YP mulai menceritakan, AM pernah utang kepadanya uang sebesar Rp 10 juta pada Oktober 2019.
“AM sempat meminta uang cash sebesar Rp 10 juta ke saya malam-malam, dia bahkan datang sendiri ke rumah saya, lalu ambil rekening saya untuk dia transfer ke rekening dia, dan sempat kasih lihat ke aku kalau uangnya sudah ditransfer,” terang YP kepada TribunSolo.com, Kamis (20/2/2020).
“Setelah ditransfer, saya sempat juga bilang ke seorang teman saya, ini terakhir kali aku meminjamkan uang sebesar Rp 10 juta ke dia, setelah ini apabila tidak ada itikad baik, sudah selesai,” imbuhnya membeberkan.
Sebelum meminta uang tersebut, AM juga pernah meminta uang sebesar Rp 2 juta yang digunakannya untuk membelikan ponsel untuk ibunya, celana, dan kemeja, dan sepatu.
YP mengatakan AM sempat memblokir nomor WhatsApp-nya beberapa hari sebelum kejadian penganiayaan terjadi.
YP pun sempat berusaha meminta konfirmasi ke AM.
Karena kecewa AM memblokir nomornya, YP pun mantap memutus hubungan asmara dengan AM.
"Saat itu juga aku bilang putus, karena aku sudah tidak kuat dan tidak mau lagi berurusan dengan dia,” kata dia.
Baca: Utang Rp 12 Juta Sudah Dilunasi, Pria yang Aniaya Penyiar Radio Tetap Divonis 3 Bulan Masa Percobaan
YP mengaku mantap memutus AM, bukan semata-mata karena utang.
Tapi, ia mengaku, AM terlalu keras kepadanya.
AM disebutnya sering melakukan tindak kekerasan hampir setiap bulan.
“Selama satu tahun aku pacaran sama dia, hampir setiap bulan, dia memukul aku, tapi saat itu masih bisa aku maafkan,” tutur YP.
“Bayangin, waktu aku bekerja jadi MC, diajak berbincang sama cowok waktu manggung itu kan biasa, tapi malah aku ditendang, bahkan kalau ada klien yang lebih ganteng dari dia, tidak boleh diambil tawaran MC-nya,” tambahnya.
AM tidak merespons keputusan YP untuk mengakhiri hubungan mereka yang disampaikan melalui WhatsApp.
Kondisi tersebut membuat YP memutuskan untuk mendatangi kos AM dengan mengendari sepeda motor miliknya.
Sesampainya di sana, perlakuan tidak terduga didapatkan YP.
“Pesanku tidak direspons, aku datangi kos AM, belum bilang apa-apa, pintu dibuka dan aku langsung kena tonjok dia,” jelas YP.
“Nonjoknya pas mata kanan, setelah ditonjok, aku melihat sekitar itu jadi tidak jelas, buram, hitam, rasanya mataku pecah, aku pun juga langsung jongkok dan berpikir apakah mata langsung pece atau apa,” imbuhnya.
Setelah mendapat bogem mentah, YP diajak AM masuk kamar dan mereka terlibat cekcok.
“Aku sempat dicekik dan ditamparsama AM, ponselku juga sempat ingin diminta untuk dibanting tanpa alasan yang jelas,” kata YP.
“Akhirnya aku memutuskan menyudahi cekcok dan memutuskan pulang, waktu perjalanan pulang itu aku nangis,” tambahnya.
Sesampainya di kawasan The Park Solo Baru, YP kemudian memutuskan untuk menelpon ibunya.
“Ibu langsung tanya, kamu nangis kenapa, aku jawab habis dipukul AM,” ucap dia.
“Ibu saya kemudian menyusul saya di kawasan itu, langsung melaporkan kejadian itu ke kepolisian,” imbuhnya.
YP dan ibunya kemudian menceritakan duduk permasalahan yang dihadapi dan pihak kepolisian langsung menyarankan untuk melakukan visum di Rumah Sakir Dr Oen Solo Baru.
“Setelah melakukan visum, langsung membuat BAP dan ibu saya dijadikan saksi,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Cerita YP Penyiar Radio yang Rela Jalan Kaki ke Kantor karena Motor Sering Dipakai Mantan Pacar