TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan susur sungai yang mengakibatkan 9 siswa SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menghebohkan masyarakat.
Pasalnya, kegiatan susur sungai yang dilakukan SMPN 1 Turi ini dalam keadaan hujan.
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengaku tak tahu menahu terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan oleh para siswanya dalam kegiatan Pramuka.
Dikutip dari Tribun Jogja, menurutnya, Pramuka memang menjadi kegiatan rutin sekolah yang menjadi ekstrakulikuler di SMPN 1 Turi.
Baca: Tuai Kecaman! Terungkap Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Saat Diingatkan Warga Soal Susur Sungai
Baca: Tragedi Susur Sungai Sempor: Kesaksian Penyintas, Cerita Penolong, dan Pengakuan Kepsek
"Kegiatan Pramuka memang rutin setiap hari Jumat, dari pukul 14.00 sampai 15.30. Ada tujuh pembina yang ikut dalam kegiatan susur sungai. Semuanya adalah guru SMPN 1 Turi," katanya saat jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/02/2020).
Ia melanjutkan, pembina tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan susur sungai.
"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan Pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," lanjutnya.
"Mungkin karena siswa berasal dari Turi dan sudah paham daerah Turi. Jadi mungkin ya menganggap itu biasa,"sambungnya.
Baca: Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi ini Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya
Baca: Kepsek SMPN 1 Turi Akui Baru 1,5 Bulan Menjabat, Tidak Koordinasi & Saya Tak Tahu Ada Susur Sungai
Tutik juga memohon maaf atas musibah yang menimpa anak didiknya.
Pihaknya tidak menduga akan terjadi musibah seperti ini.
Pihaknya juga meminta dukungan dari masyarakat, agar keluarga dan kerabat korban yang meninggal diberikan kekuatan.
"Semoga korban yang belum ditemukan, segera ditemukan,"tutupnya.
Baca: Nadiem Makarim Sampaikan Belasungkawa atas Insiden Susur Sungai SMPN 1 Turi Yogyakarta
Baca: Viral, Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Diingatkan Warga Saat Lakukan Susur Sungai
Diketahui, tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban siswa SMPN 1 Turi yang hanyut di Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai.
Dikutip dari Kompas.com, masih ada satu korban lagi yang masih belum ditemukan.
"Pukul 10.15 WIB ditemukan satu korban," ujar Koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/2/2020).
Korban yang ditemukan itu berjenis kelamin perempuan.
Tim SAR menemukan korban di daerah DAM Lengkong.
Tim SAR gabungan kembali menemukan satu lagi korban pada pukul 10.35 WIB.
Baca: Kegiatan Susur Sungai di Sleman Berujung Petaka: Kronologi, 9 Siswa Tewas dan 1 Orang Masih Hilang
Baca: Pasca Tragedi Susur Sungai, Bupati Sleman Minta Kegiatan di Luar Sekolah Dihentikan Sementara
Korban yang ditemukan berjenis kelamin perempuan.
"Pukul 10.35 WIB ditemukan satu korban di DAM Polowidi. Jadi total yang sudah ditemukan sembilan orang, dan satu masih dalam pencarian," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan menuturkan, korban saat ini langsung dibawa ke Puskesmas Turi.
"Menuju Puskesmas Turi untuk dilakukan identifikasi," bebernya.
Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi.
Jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.
Baca: Kronologi Susur Sungai Maut Siswa SMPN 1 Turi Sleman, Masih Ada Siswa yang Belum Ditemukan
Baca: Tragedi Susur Sungai Akibatkan Korban Jiwa, Pakar UGM Sebut Kegiatan Idealnya untuk Orang Dewasa
"Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian," ungkapnya.
Berikut Korban Tewas yang Diidentifikasi
Berdasarkan data BPBD Sleman, identitas korban yang berhasil ditemukan yaitu:
1. Sovie Aulia, kelas 8
2. Arisma Rahmawati, kelas 7
3. Nur Azizah, kelas 8
4. Khoirunnisa Nurcahyani, kelas 7
5. Evieta Putri Larasati, kelas 7
6. Faneza Dida
"Dua siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi atas nama Teta Versya dan Hapsari Teta," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Whiesa, TribunJogja.com) (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)