"Saat itu airnya biasa, paling tinggi sepaha. Tapi tidak terasa airnya tiba-tiba naik, cuma kerasanya Makin kencang arusnya," kisah Ahmad.
"Waktu itu masih ada yang terjebak di tengah dan kita minta untuk tidak panik," imbuh dia.
Melihat ada beberapa temannya yang masih berada di tengah sungai, Ahmad berusaha menolong mereka menggunakna akar pohon.
Sementara itu, Dani mengungkapkan ia melihat ada beberapa siswi hanyut ketika aliran sungai mulai deras.
Ia refleks melompat ke dalam sungai untuk menolong mereka.
"Ada dua orang hanyut, saya langsung reflek meloncat dan menolong mereka. Kondisinya sudah lemas karena terguling-guling di aliran air," ungkap Dani.
Korban selamat lainnya, Salma Kusuma Haryani, menceritakan saat-saat dirinya berjuang hidup melawan derasnya arus sungai Sempor.
Baca: Tangis Histeris Orang Tua Siswa SMP 1 Turi yang Hanyut Saat Susur Sungai di Yogyakarta
Baca: Situasi Pencarian Siswa SMPN 1 Turi Sleman Tadi Malam: Sempat Diguyur Hujan serta Minim Penerangan
Salma mengatakan tiba-tiba ada banjir besar datang setelah rombongannya berjalan sekitar 30 menit.
Ia mengaku tak sempat menyelamatkan diri hingga akhirnya terseret arus.
“Sempat mau menyelamatkan diri tapi enggak bisa,” ujar Salma.
“Keseret air saya. Mau pegangan batu juga enggak bisa-bisa. Akhirnya bisa megang tangan kakak DP (dewan penggalang). Sempat minum banyak air juga," tutur dia.
Imbauan Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Bupati Sleman
Jumat malam, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyambangi keluarga siswa SMPN 1 Turi yang anaknya belum ditemukan.
Ia menyampaikan belasungkawa atas kejadian yang menimpa.