News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa Dihukum Makan Kotoran

Curhat Siswa yang Dihukum Makan Kotoran Manusia di NTT: Kami Semua Menangis, Terlalu Jijik dan Bau

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020).

Kakak kelas mempertanyakan asal kotoran manusia di kamar tidur mereka yang ada di lemari kosong.

Baca: 77 Siswa di Maumere NTT Dihukum Pendamping Asrama, Dicekoki Kotoran Manusia

Komisioner KPAI Retno Listyarti menyoroti kasus siswa yang dipaksa memakan kotoran manusia oleh pendamping asrama. (KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS/TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Namun, adik kelasnya tidak ada satupun yang mengaku.

Salah seorang kakak kelas karena emosi mengambil kotoran manusia itu dengan sendok.

Mereka memaksa adik kelasnya menyentuhkan bibir dan lidahnya ke kotoran manusia tersebut.

Perlakuannya kepada setiap siswa pun berbeda.

Kemudian, dua kakak kelas itu meminta adik kelasnya untuk tidak menceritakan dari pembina dan orangtua.

Baca: Fakta 77 Siswa di NTT Dipaksa Senior Makan Kotoran Manusia, Disuapi Pakai Sendok hingga Muntah

Orangtua Minta Pelaku Dipecat

Namun, setelah kejadian ada seorang siswa yang ternyata menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuanya.

Salah seorang orangtua siswa, Martinus merasa geram setelah mengetahui adanya penyiksaan yang dialami anaknya.

Martinus mendesak pihak sekolah untuk bertindak tegas dalam menghadapi pelaku.

Selain itu, ia juga menyebut kalau perlu pembina yang bersangkutan itu dipecat.

Baca: KPAI Kecam Peristiwa Siswa Dipaksa Makan Kotoran Manusia di NTT

ILUSTRASI - PENGAKUAN Siswa yang Jadi Korban Dipaksa Makan Kotoran Manusia Oleh Seniornya, Disuapi Pakai Sendok (POS-KUPANG.COM/FELIKS JANGGU)

Pasalnya, perbuatan itu dianggap sudah tidak manusiawi yang dilakukan pembina terhadap para siswa.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku."

"Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus, dikutip Kompas.com.

"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Nansianus Taris)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini