TRIBUNNEWS.COM - Pembina pramuka SMPN 1 Turi Sleman yang menjadi tersangka tragedi susur Sungai Sempor, mengungkapkan alasan kepala mereka yang gundul setelah dilakukan penahanan.
Seorang tersangka, IYA (36) mengatakan, hal tersebut memang permintaan sendiri.
Begitu juga dengan rambut kedua tersangka lainnya yakni R dan DS.
Pernyataannya itu membantah kabar yang menyebut bahwa pihak kepolisian yang menggunduli rambutnya.
"Digundul ini permintaan kami. Yang jelas untuk faktor keamanan," ujar IYA di Aula Mapolres Sleman, Rabu (26/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Mereka juga ingin disamakan dengan teman-teman ditahanan Mapolres Sleman yang juga berkepala gundul.
"Kami minta diluruskan bahwa kami itu baik-baik saja. Tolong nanti supaya di luar diluruskan," tegasnya.
Baca: Alasan Haru Mbah Diro Nekat Nyebur ke Sungai Demi Selamatkan Siswa SMP 1 Turi yang Hanyut
Baca: Tumpah Tangis Penyesalan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman, Mohon Maaf Keluarga Korban Susur Sungai
Ketiganya juga mengenakan baju oranye agar sama dengan tahanan lain.
"Kalau sama dengan teman-teman di dalam, saya tenang ketika di sini. Saya tidak masalah gundul, biar sama dengan lainya yang di dalam," kata IYA.
Selain itu, IYA berujar mereka telah menjalani proses hukum dengan baik selama di tahan di Mapolres Sleman.
"Kami diperlakukan secara baik, tidak diintimidasi, tidak diperlakukan semena-mena," ungkap IYA.
Menurutnya, mereka memang harus bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi tersebut.
"Ini kan risiko kami, memang harus dipertanggung jawabkan."
"Pertama kami harus mempertanggung jawabkan kepala Allah."