News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sederet Fakta Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Tasikmalaya: Kronologi, Sandiwara, dan Reaksi Ibu Korban

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto merilis pengungkapan kasus siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya, Kamis (27/2/2020) siang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian akhirnya berhasil mengungkap kasus kematian Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat.

Korban tewas dibunuh ayah kandungnya.

Diketahui sebelumnya, mayat korban ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya, Senin (27/1/2020) sore.

Saat ditemukan korban masih mengenakan seragam lengkap pakaian pramuka dan berkerudung.

Di samping jasad korban ditemukan tas sekolah berisi identitas serta buku-buku sekolah korban..

Sebelum menghilang, Kamis (23/1/2020) pagi, Delis seperti biasa berangkat dari rumahnya ke sekolah dengan mengenakan seragam pramuka.

Sepulang sekolah, ia masih terlihat bersama teman-temannya.

Namun, setelah keluar sekolah, keberadaannya tak diketahui lagi.

Baca: Panen Kurma di Masjid Agung Tasikmalaya, Ibu-ibu Berebut Ngalap Barokah

Hingga akhirnya, korban ditemukan telah menjadi mayat di dalam gorong-gorong, Senin (27/1/2020) sore.

Kronologi pembunuhan

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat menemui ayahnya BR usai pulang sekolah pada Kamis (23/1/2020) petang.

Sepulang sekolah, Delis pergi menuju tempat kerja sang ayah di Jalan Laswi, Tasikmalaya jelang magrib.

Ia kemudian meminta uang Rp 400.000 untuk biaya studi tour kepada ayahnya.

BR sendiri diketahui hanya punya uang Rp 200.000 lalu pinjam ke tempatnya bekerja Rp 100.000.

Baca: Kasus Temuan Mayat ABG Tasik di Gorong-gorong, Polisi : Bukti Mengarah pada Tersangka

"Karena masih kurang Rp 100 ribu, korban masih merengek. Kemudian tersangka membawa korban ke sebuah rumah kosong dekat tempat kerjanya di Jalan Laswi bermaksud merayu korban untuk menerima saja," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto dalam konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya Kota, Kamis (27/2/2020).

Seorang pelajar melintas di lokasi ditemukannya jasad Delis (13) yang dipenuhi taburan bunga, di atas gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6, Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020). (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Namun, korban tetap merengek meminta uang Rp 400 ribu. 

"Tersangka kesal dan akhirnya mencekik leher korban hingga kehabisan napas," katanya.

Ia kemudian pergi lagi ke tempat kerjanya meninggalkan tubuh korban begitu saja.

Sepulang kerja sekitar pukul 22.30, BR kembali ke rumah kosong itu. 

Ia kemudian membawa tubuh putri kandungnya yang sudah tak bernyawa itu naik sepeda motor.

Dengan cara mengikatkan tubuh Delis ke tubuhnya.

Baca: Kasus Kematian Delis Siswi SMP di Tasikmalaya Akhirnya Terungkap, Dia Ternyata Dicekik Ayah Kandung

Dalam kondisi hujan lebat malam itu, tersangka membawa korban ke depan sekolahnya.

"Ia bermaksud memasukkan jasad korban ke dalam gorong-gorong, agar warga menyangka korban mengalami musibah hanyut," kata Anom.

Jasad Delis kemudian dimasukkan ke dalam gorong-gorong dengan cara paksa, dengan posisi kaki duluan hingga masuk sekitar dua meter.

Setelah itu ia pulang ke rumahnya di Jalan Cikalang, Kecamatan Tawang.

Bersandiwara tutupi perbuatannya

Hampir satu bulan lamanya pelaku berupaya menutupi perbuatannya.

Sejak mayat Delis ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya, Senin (27/1/2020), Budi Rahmat memang tak pernah muncul.

Hingga akhirnya, ia mau ditemui awak media, Selasa (11/2/2020).

Saat itu, kondisi Budi sehat-sehat saja.

Ia bahkan mengaku syok atas kematian Delis.

"Saya juga masih merasa gugup setelah diperiksa polisi sampai subuh saat Desi ditemukan dalam gorong-gorong," kata Budi saat ditemui di rumah kontrakannya di Kecamatan Tawang.

Baca: Wanita Ditemukan Tewas di Tepi Rel KA Cirangkong Tasikmalaya, Kepala Terpisah dari Tubuhnya

Budi telah lama bercerai dengan Wati Candrawati (46) yang merupakan ibu Delis.

Ia kemudian menikah lagi dengan perempuan lain.

Saat Delis meninggal, Budi memang sengaja berupaya untuk tak muncul dulu di publik.

Namun, Budi ternyata sempat mengantar jenazah Delis ke kamar mayat di RSU dr Soekardjo.

Saat pertama kali putrinya itu ditemukan di gorong-gorong, Budi juga sempat mendatangi TKP.

Budi mengaku, pertama kali bertemu dengan Delis di tempat kerjanya di sebuah rumah makan di jalan BKR.

"Setelah itu saya tidak bertemu lagi, sampai akhirnya Desi ditemukan meninggal dalam gorong-gorong," ujar Budi.

Pihak SMP tempat Delis sekolah pun sempat menemui Budi.

Baca: Vitalia Sesha Jadi Tersangka Narkoba, Citranya yang Baik Bikin Manajer Syok

Budi Rahmat mengatakan, saat itu ia sedang kambuh penyakitnya.

Karena itu, ia menjawab sekenanya saja agar tamu dari sekolah tersebut segera pulang.

"(Saya) Ada memiliki kelainan di dalam otak sejak lahir, karena sewaktu ibu saya hamil suka minum obat-obatan. Itu pengakuan ibu saya sendiri," kata Budi.

Saat itu, Budi Rahmat pun berharap pelakunya dihukum berat.

"Kalau ternyata korban kejahatan, saya minta pelakunya dihukum berat," ujarnya.

Dalam konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya Kota, Kamis (27/2/2020), pelaku pun mengakui perbuatannya.

"Saya saat itu emosi pak, sampai tidak sadar mencekik Delis. Saya sangat menyesal," kata Budi Rahmat menangis tersedu-sedu dari balik wajahnya yang ditutupi kupluk, saat konferensi pers di Mapolres, Kamis (27/2/2020).

Ibu korban tak pernah curiga

Wati Candrawati (46), ibu kandung Delis syok ketika diberi tahu bahwa yang membunuh putrinya Budi Rahmat (45), mantan suami yang juga ayah kandung Delis.

Sambil berlinang air mata, Wati sempat mengeluarkan kata-kata umpatan kepada pelaku.

"Benar-benar biadab, tega-teganya anak sendiri dibunuh," katanya, saat ditemui di rumahnya di Kampung Sindang Wangi, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kamis (27/3) siang.

Baca: PT Nettour Batam Tunggu Konfirmasi Kemenag RI Terkait Kebijakan Penghentian Sementara Umrah

Wati segera ditenangkan Aah (63), ibu kandungnya yang juga nenek Delis.

Mereka pun berpelukan.

Ibu kandung Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di drainase sekolah saat dimintai keterangan wartawan di rumahnya, Rabu (26/2/2020). ((KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA))

"Saya minta dia dihukum seberat-beratnya, walaupun bapaknya sendiri. Malah dia sudah berbuat biadab," ujarnya.

Wati mengaku sejak tubuh Delis ditemukan tewas di dalam gorong-gorong, Senin (27/1) sore, tidak ada firasat atau kecurigaan sedikit pun yang menjurus kepada Budi Rahmat sebagai pelakunya.

"Tidak ada kecurigaan sama sekali bahwa bapaknya lah yang telah membunuhnya," ujar Wati. (Tribunjabar.co.id/ kompas.com).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini