TRIBUNNERS.COM - Direktur Operasional Yayasan Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna memberikan saran terkait beredarnya surat pelarangan keberadaan kucing di lingkungan sebuah kampus.
Anisa menjelaskan terdapat sejumlah cara yang dapat diambil pihak kampus untuk menyelesaikan permasalahan antara manusia dengan keberadaan kucing.
"Kita bisa lakukan langkah bersama-sama, seperti sterilisasi kucing di sana supaya tidak beranak-pinak dan pemberian vaksin," ucapnya kepada Tribunnews, Kamis (27/2/2020).
Kemudian civitas akademika lainya seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bisa dirangkul oleh pihak kampus untuk membantu.
"Mungkin bisa bikin suatu wadah, buat mahasiswa yang khusus penyayang binatang. Untuk menjadi bagian langsung untuk mengurusi kucing," tutur Anisa.
Menurutnya cara di atas sangat efektif untuk mengatasi keberadaan kucing yang dianggap menganggu.
Hal ini beradasarkan pengalaman di Anisa ketika berkuliah.
"Kalau dulu di kampus saya, mahasiswa yang suka kucing buat group. Suka feeding, vaksin, terus sterilisasi"
"Lalu dibuatkan sosial media untuk dicarikan adopter. Ini bisa dicontoh untuk semuanya," lanjutnya.
Tidak lupa Anisa berpesan keberadaan kucing tidak bisa lepas dari keseharian manusia.
Sehingga penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antar makluk ciptaan Tuhan.
"Hidup bareng enak kok," tutupnya.
Baca: Kisah Ade Putri Silvia Abdikan Dirinya Untuk Hewan, Tiap Malam Tidur Dengan 40 Ekor Kucing Liar
Baca: Antisipasi Wabah Corona, Kota Shenzen China Larang Konsumsi Kucing dan Anjing
Tanggapan Natha Satwa Nusantara
Anisa menilai dengan beredarnya surat pelarangan tersebut seolah-olah keberadaan hewan bernama latin Felis catus berbahaya untuk manusia.
Sehingga perlu diambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.