Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Pasien meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gunungkidul bertambah satu.
Total sudah 3 orang meninggal dunia akibat DBD sejak Januari lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan laporan bertambahnya pasien meninggal akibat DBD baru ia terima Maret ini.
"Sampai hari ini, sejak Januari total ada 345 kasus DBD di Gunungkidul," kata Dewi di kantornya, Selasa (10/3/2020).
Baca: Sahabat Ungkap Teka Teki Asmara Zaska Gotik dengan Pengusaha Muda di Balikpapan, 'Dekat Orang Soleh'
Baca: Fitri Salhuteru Ungkap Balasan Ririn Ekawati Saat Diberondong Pertanyaan oleh Teman di Grup WhatsApp
Berdasarkan data Dinkes Gunungkidul, kasus DBD tertinggi ditemukan di wilayah Kecamatan Wonosari, Ponjong, Karangmojo, dan Playen.
Menurut Dewi, tingginya kasus DBD di 4 kecamatan tersebut disebabkan oleh padatnya penduduk.
Ia juga menyebut jumlah jentik nyamuk DBD di wilayah tersebut tergolong tinggi.
"Berdasarkan penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap para pasien, rata-rata jentik nyamuk di lingkungannya memang banyak," ungkap Dewi.
Dinkes Gunungkidul telah melakukan koordinasi dengan seluruh Camat, Wakil Ketua DPRD, Sekda, Puskesmas, hingga lintas sektor terkait upaya menekan kasus DBD ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul, Sumitro sebelumnya menyampaikan beberapa kecamatan menjadi wilayah endemik DBD.
Ia pun menyebut ada kecenderungan masyarakat membiarkan nyamuk berkembang biak di lingkungannya. Kesadaran masyarakat akan bahaya nyamuk ini pun masih rendah.
"Apalagi pada musim penghujan ini, nyamuk lebih mudah berkembang biak," kata Sumitro.(TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pasien Meninggal Akibat DBD di Gunungkidul Bertambah 1, Kasus Meningkat Jadi 345